Bursa Kripto Ini Diduga Bawa Kabur Dana Nasabahnya

MapleChange, bursa kripto berskala kecil yang berbasis di Kanada, diduga membawa kabur duit nasabah, setelah pihaknya mengklaim sistemnya telah diretas. Dilansir dari CryptoSlate hari ini, (29/10), pengelola bursa itu mengakui diserang peretas sehingga dana nasabah hilang. Tetapi, bursa tersebut tidak mengungkit keterlibatan penegak hukum atau menjelaskan detil teknis peretasan itu.

“Kami menerima serangan peretasan, dan sedang menyelidiki isu ini. Karena kami tidak punya dana untuk membayar nasabah manapun, bursa terpaksa kami tutup. Ini termasuk semua media sosial kami,” jelas MapleChange.

Tim MapleChange berkata, “Sebab adanya bug, beberapa orang berhasil menarik keseluruhan dana dari bursa kami. Kami sedang dalam proses penyelidikan untuk kejadian ini. Kami sangat memohon maaf hal ini harus terjadi. Sampai penyelidikan usai, kami tidak bisa mengembalikan dana sedikitpun.”

Anehnya, bursa tersebut berkata akibat peretasan, tetapi pihaknya tidak mampu mengembalikan dana nasabah dan menutup semua akun media sosialnya, termasuk websitenya. Hingga detik ini, website bursa tersebut hanya menampilkan halaman kosong. Melalui penelusuran BlockchainMedia, domain website itu kali pertama dibuat pada 19 Maret 2018, yang menguatkan dugaan bursa tersebut masih sangat baru.

Curiga tentang insiden itu, para nasabah mulai menuntut informasi lebih lanjut. Tidak lama setelah kejadian “peretasan” tersebut, MapleChange menutup semua jalur komunikasi.

Para investor yang terkena penipuan ini membentuk grup bernama “MapleChang’ed” untuk memburu identitas eksekutif di balik bursa tersebut beserta lokasi tim yang bertanggung jawab atas scam.

Hanya dalam hitungan jam, grup investor itu berhasil menguak identitas CEO MapleChange. Adalah Glad Poenaru, seorang teknisi di American Piledriving Equipment, yang lokasinya cocok dengan lokasi MapleChange.

Saat ini, belum jelas apakah Poenaru benar yang bertanggung jawab atas operasi MapleChange. Bila terbukti, grup MapleChang’ed akan tegas menempuh jalur hukum dan menuntut individu tersebut.

Hilangnya MapleChange bersama dana nasabah membuat para pakar di sektor kripto mendorong investor kripto agar tidak menggunakan bursa kecil tanpa reputasi dan cold wallet yang tidak bisa menunjukkan secara akurat dana yang mereka simpan.

Seperti yang pernah terjadi di peretasan bursa besar sebelumnya, contohnya Bithumb di Korea Selatan dan Coincheck di Jepang, pihak bursa bekerjasama dengan otoritas keuangan setempat dan badan intelijen pemerintah untuk menginvestigasi serangan dan mengembalikan dana nasabah yang hilang.

Changpeng Zhao, CEO Binance, bursa kripto terbesar di dunia yang baru-baru ini memperluas operasinya ke Singapore dan membuka trading platform fiat-ke-kripto keduanya, menghimbau pembuatan peringkat bursa berdasarkan jumlah simpanan cold wallet. Menurut Zhao, tidak mungkin bursa memalsukan data simpanan cold wallet-nya.

Bursa kripto kecil acapkali fokus memaksimalkan profit di atas keamanan dan perlindungan investor. Beberapa bursa di Korea Selatan diretas sebab platform mereka mengalokasikan semua sumber daya demi me-listing token baru dan membuat fitur baru tanpa membangun infrastruktur dan langkah keamanan yang memadai untuk melindungi dana nasabah.

Demi keamanan dan perlindungan, sangat penting bagi investor kripto menggunakan hanya bursa kripto yang ternama, punya reputasi baik, transparan, dan diregulasi, serta memiliki kemampuan melindungi dana nasabah dan mengompensasi investor bila terjadi pelanggaran keamanan.

Menanggapi kasus ini, CEO Triv.co.id, Gabriel Ray mengatakan agar setiap investor kripto harus lebih cerdas dan waspada. Ia menyarankan agar masyarakat lebih awas melihat rekam jejak sebuah bursa atau exchange kripto, termasuk orang-orang di baliknya. Perusahaan yang baru berdiri patut dicurigai dan menyimpan resiko tinggi.

“Saya sangat menyarankan investor mempelajarinya lebih rinci. Untuk Indonesia, misalnya, bisa dengan melihat modal dasar perusahaan tersebut di Kementrian Perdagangan. Triv.co.id, misalnya, didirikan dengan modal dasar yang disetor adalah 20 miliar rupiah. Aspek ini memastikan memastikan bahwa exchange tersebut bisa beroperasional dengan biaya cukup dan likuiditas yang tinggi,” kata Ray. [ed/vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait