Charlie Munger, Rekan Warren Buffett, Keliru Soal Bitcoin

Charlie Munger, rekan dekat Warren Buffett, disebut keliru menjelaskan soal Bitcoin. Buffett sendiri berkali-kali mencap Bitcoin sebagai “racun tikus”.

Harga Bitcoin telah mengalami reli hebat dalam beberapa pekan terakhir, dengan akselerasi cepat. Setelah mengalami koreksi singkat, aset kripto ini diperdagangkan dengan harga di atas US$30 ribu, meningkat 310 persen sepanjang tahun 2020 lalu. Hari ini di tahun 2021, Bitcoin menguat lebih dari US$35 ribu per BTC.

Kendati demikian, rekan Warren Buffet, investor Charlie Munger, belum yakin soal Bitcoin. John Engle, penulis keuangan, menjelaskan mengapa opini Munger terhadap Bitcoin adalah keliru.

5 Alasan Warren Buffett Keliru Soal Bitcoin

Engle menulis, Munger ingin investor ritel menghindari Bitcoin seperti menghindari virus. Munger adalah Wakil Ketua Berkshire Hathaway, perusahaan investasi yang didirikan oleh Warren Buffett. Seperti Buffett, Munger memiliki sikap antipati terhadap Bitcoin, bahkan melebihi Buffett.

Investor berusia 97 tahun tersebut berpikir Bitcoin adalah aset yang tidak memiliki nilai. Ia membandingkannya dengan demensia, yaitu penyakit yang mengakibatkan hilangnya daya ingat.

“Bagi saya, Bitcoin adalah demensia. Seperti seseorang memperdagangkan kotoran dan Anda memutuskan tidak ingin tertinggal,” jelas Munger.

Engle menambahkan, ketidaksukaan Munger terhadap Bitcoin melampaui sifat Bitcoin sebagai aset spekulatif.

Ia juga bermasalah dengan potensi Bitcoin sebagai mata uang alternatif. Munger mengambil sikap seperti Ray Dalio dari Bridgewater, yang mempertanyakan keabsahan Bitcoin sebagai mata uang akibat volatilitasnya.

Ray Dalio: Bitcoin Menarik Selain Emas

Menanggapi hal itu, Engle menjelaskan tidak tepat menyebut harga Bitcoin yang volatil terhadap mata uang lain sebagai sesuatu yang menetap.

Volatilitas dapat muncul sebagai akibat tumbuhnya nilai pasar yang pesat selama sepuluh tahun pertama keberadaan Bitcoin. Aset kripto masih baru.

Setelah sejumlah aset kripto mencapai adopsi skala besar, baru dapat dilihat apakah volatilitas harga masih menjadi sifat menetap Bitcoin atau hanya fenomena saat masa pertumbuhannya.

Selain itu, menyebut aset kripto pertama di dunia sebagai aset yang murni spekulasi juga keliru. Bitcoin digunakan secara praktis sebagai Software as a Service (SaaS) yang menyediakan layanan berharga secara gratis, yaitu pencatatan 100 persen akurat bagi penyelesaian transaksi dan simpanan global.

Sebagai perbandingan, bank-bank besar di Amerika Serikat, yang sahamnya dimiliki Berkshire Hathaway, menghabiskan ratusan milyaran dolar setiap tahun untuk menyediakan layanan pencatatan tersebut bagi nasabahnya.

Aset kripto bukan sekedar permainan spekulasi. Aset ini adalah hasil industri teknologi keuangan inovatif yang menyediakan nilai bagi penggunanya, seperti perusahaan teknologi Silicon Valley yang sahamnya dibeli oleh Berkshire Hathaway.

Satu hal yang perlu diperhatikan, Buffett maupun Munger tidak pernah mengkritik akurasi sistem pencatatan Bitcoin sebagai sesuatu hal yang bermanfaat. Mereka tidak pernah mengungkit kemampuan Bitcoin menyimpan catatan secara aman dan dapat dipercaya. [cryptopotato.com/ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait