Dahlia Malkhi, Sosok di Balik Blockchain Libra-Facebook

Inilah Dahlia Malkhi, sosok programmer dan developer di balik proyek blockchain Libra dan mata uang digital Libra (LBR) yang dikomandoi oleh Facebook. Perempuan itu mengusulkan algoritma konsensus Scalable Byzantine Fault Tolerance (SBFT) yang unik untuk blockchain itu.

Proyek blockchain dan mata uang digital Libra terus berlanjut, setelah sejumlah perusahaan bergabung di Libra Association, organisasi yang menaungi proyek itu dan “beradaptasi” dengan keinginan kongres Amerika Serikat.

Namun, ada sosok “tersembunyi” di balik proyek ambisius itu yang sedikit dikenali publik, yaitu Dahlia Malkhi.

Pekan lalu Libra Association mengangkatnya sebagai Lead Maintainer blockchain Libra. Jabatan ini tergolong bergengsi, karena sebagai komandan untuk divisi teknis dan mengawasi gerak kembang teknologinya.

Dilansir dari blog Libra Association, Dahlia adalah peneliti terapan teknologi blockchain. Ia kerap menjadi pembicara di tingkat internasional.

Dahlia juga adalah kepala peneliti di Calibra (perusahaan yang didirikan oleh Facebook, dikepalai oleh David Marcus, mantan petinggi PayPal). Calibra juga adalah anggota pendiri Libra Association.

Dahlia juga disebutkan sebagai pendiri HotStuff, di mana teknologi di platform itu dikembangkan dan diterapkan di Blockchain Libra, yang saat ini berjalan di tahapan test net.

Sebelum bergabung di Libra, Dahlia adalah pendiri dan kepala teknologi blockchain di perusahaan ternama VMware.

Dia dia juga mendirikan Flexible Paxos, teknologi di balik Log Device, Pendiri dan Kepala teknik di CorfuDB, oleh VMware.

Dahlia juga mantan profesor di Universitas Hebrew di Jerusalem hingga tahun 2007. Di kampus itulah dia meraih gelar gelar Ph.D (doktor) di bidang ilmu komputer pada tahun 1994, termasuk di kampus sama untuk strata 1 dan strata 2 (master).

Meninggalkan dunia kampus, Dahlia pernah bekerja untuk Microsoft Research di California, lalu pindah ke VMware pada tahun 2014. Di sana ia memfokuskan diri pada penelitian dan pengembangan komputasi awan dan virtualisasi, termasuk blockchain.

Selama karirnya, ia banyak menghasilkan lusinan makalah, penelitian dan artikel ilmiah seputar teknologi komputer dan blockchain.

Pada tahun 1998 misalnya dia sudah membahas soal “Byzantine quorum systems”, sebuah sistem konsensus di sistem jaringan terkait “General Byzantium Problems“. Ini yang kelak dicoba “diselesaikan” oleh Satoshi Nakamoto melalui blockchain Bitcoin.

Kemudian pada tahun 2018 ia dan rekan peneliti lain menulis tentang SBFT (Scalable Decentralized Trust Infrastructure) untuk blockchain.

Menurut mereka, SBFT menerapkan algoritma toleran kesalahan Byzantium yang baru guna mengatasi tantangan skalabilitas dan desentralisasi. SBFT itulah yang sekarang dikembangkan lebih lanjut oleh Dahlia untuk blockchain Libra.

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait