Harga ETH Bisa Naik Gegara Burn Tahun Ini

Harga ETH bisa naik terus gara-gara fitur burn pada tahun ini juga, sebut Oscar Darmawan selaku CEO Indodax.

Oscar menambahkan, bahwa use case blockchain Ethereum yang meningkat adalah penentu kenaikan lainnya.

Faktor meningkatnya harga Ether (ETH) masih sama dengan sebelumnya. Platform Decentralized Finance (DeFi) dan penjualan Non-Fungible token (NFT) yang sedang booming adalah penentu utamanya.

“Dua platform tersebut banyak menggunakan blockchain Ethereum. Bahkan, NFT banyak menggunakan ETH proses pembuatan token, termasuk dalam pembeliannya,” kata Oscar.

Jika dilihat dari awal tahun 2021, kenaikan harga ETH sekitar 6 kali lipat. Semula hanya Rp10 juta dan yang terbaru berada di Rp60 juta.

Kenaikan itu malah lebih tinggi daripada kenaikan Bitcoin, yakni hanya dua kali lipat, dari  Rp400 jutaan menjadi Rp860 jutaan.

Harga ETH Bisa Naik karena Burn

Menurut Oscar, walaupun harga ETH terus mencetak rekor baru, harganya kemungkinan besar akan terus naik.

Ada sejumlah faktor, yakni proses hijrahnya Ethereum menjadi Ethereum 2.0. Itu memastikan akan menggunakan sistem Proof-of-Stake.

“Blockchain popular itu sedang dalam masa pembenahan. Selain itu, akan ada upgrade EIP-1159 pada pertengahan tahun ini.

Upgrade itu memungkinkan adanya burn alias pemusnahan terhadap pasokan ETH yang beredar.

“Artinya unit ETH akan berkurang dan jauh lebih langka daripada sebelumnya. Jika permintaan dan penggunaan ETH terus meningkat di masa depan, maka harganya kemungkinan besar bisa naik terus,” sebut Oscar yakin.

Harga ETH di Ethereum 2.0

Berdasarkan penelusuran Blockchainmedia.id, Ethereum menuju Proof-of-Stake prosesnya cukup lama dan sulit dipastikan kapan akan tuntas.

Namun, uji coba dan pembenahan memang sedang terjadi khususnya di layanan Node Validator ETH2.0.

Itu memastikan kelak proses penambangan ETH tak memerlukan energi listrik yang tinggi lagi.

Peserta di Node Validator berperan sama seperti penambangan yang memverifikasi transaksi.

Hanya saja mereka akan mendapatkan imbalan berupa ETH dalam persen secara tahunan.

Masing-masing node validator juga wajib men-stake minimal 32 ETH. Mereka juga harus menjaga node selalu stabil agar transaksi bisa berjalan mulus.

Menjadi node validator juga bukan tanpa risiko. Ketika satu node kedapatan berbuat curang, maka saldo ETH mereka bisa “auto hangus”.

Itu adalah mekanisme punishment agar setiap partisipan di jaringan bersikap lebih bijaksana.

Ethereum 2.0 juga memastikan volume transaksi per detik ratusan kali lipat daripada saat ini.

Hal itu sangat penting, karena transaksi besar akan berjubel di jaringan versi baru itu. [vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait