Konflik Israel-Hamas telah memicu penguatan dolar AS dan yen Jepang, karena investor mencari perlindungan dari ketidakpastian yang mengelilingi situasi ini.
Sebagaimana diketahui, pasar keuangan dunia telah terguncang oleh meningkatnya ketegangan geopolitik, dengan berita konflik Israel-Hamas telah mendominasi berita utama.
Melansir dari laman Nasdaq, mata uang dolar AS dan yen Jepang berhasil mendapatkan momentum dari konflik Israel-Hamas.
Indeks dolar AS naik 0,4 persen menjadi 106,47, dan Yen naik 0,1 persen menjadi 149,09 per dolar AS.
“Dolar AS juga mendapat dukungan dari data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan peningkatan pekerjaan terbesar dalam delapan bulan pada bulan September,” tulis media keuangan dalam artikel belum lama ini.
Sentimen pasar saat ini tampak memperhitungkan kelanjutan ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi, menunjukkan proyeksi bullish untuk safe-haven mata uang dalam jangka pendek.
Data pasar mengindikasikan probabilitas sebesar 78 persen bahwa Federal Reserve akan mempertahankan tingkat suku bunga pada pertemuan November menurut data dari CME Group.
“Ini sedikit gejolak risiko, bukan panik besar dan bukan penjualan besar-besaran, tetapi hanya sedikit pergerakan menuju keamanan sementara pasar menunggu perkembangan situasi,” kata Kepala FX global di Jefferies di New York, Brad Bechtel seperti dikutip CNBC baru-baru ini.
Menurut Bechtel, sebagaimana umum terjadi, seiring berjalannya waktu adalah bahwa peristiwa-peristiwa geopolitik biasanya memiliki dampak pasar yang singkat.
Pendapat senada diutarakan Kepala Strategi Pasar di Bannockburn Global Forex di New York. Marc Chandler, bahwa selama konflik terbatas pada Israel dan Hamas, kita bisa kembali fokus pada fundamental ekonomi.
“Saya masih belum yakin bahwa geopolitik akan mendorong pasar,” kata Chandler.
Dolar mendapat dukungan dari data Jumat yang menunjukkan peningkatan ketenagakerjaan AS yang paling signifikan dalam delapan bulan pada bulan September, yang berpotensi membuka jalan bagi angka inflasi yang lebih tinggi dari yang diharapkan pada hari Kamis.
Posisi long bersih pada dolar meningkat menjadi level tertinggi dalam satu tahun, menurut data Komisi Perdagangan Futures Komoditas AS yang dirilis pada Jumat.
Nilai posisi long bersih dolar mencapai US$10,55 miliar untuk minggu yang berakhir pada 6 Oktober.
Namun, menurut data dari CME Group, investor tidak mengharapkan kenaikan suku bunga lagi dari Federal Reserve pada bulan November.
CNBC mengutip catatan Komisi Perdagangan Futures Komoditas AS , yang memperkirakan kemungkinan 88,5 persen bahwa para pembuat kebijakan Fed akan menjaga suku bunga tetap stabil dalam pertemuan kebijakan bulan November. [ab]