Mata Uang yang Bisa Bikin Dolar Jatuh

Dalam waktu dekat, dolar dapat jatuh. Hal ini didasarkan pada prediksi mantan penasehat CIA, James Rickards, yang juga seorang bankir investasi.

Menurutnya, tanggal 22 Agustus akan menjadi titik kemalangan dolar AS, yang bertepatan dengan pertemuan negara-negara BRICS.

Negara-negara BRICS, yaitu Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, berencana untuk menciptakan mata uang tunggal yang dapat menggerogoti kekuasaan dolar AS.

Menurut Rickards, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan dolar AS jatuh. Salah satunya adalah keterlibatan dolar AS dalam perang Rusia-Ukraina dan utang Amerika Serikat yang sangat besar.

Selain itu, munculnya mata uang baru dari BRICS juga menjadi salah satu faktor yang signifikan.

Sebelum adanya euro sebagai mata uang bersama 19 negara, dolar AS memiliki pangsa lebih dari 70 persen di cadangan devisa global. Namun, menurut data dari IMF, pada akhir 2022, pangsa dolar AS telah turun menjadi 58,4 persen.

BRICS dapat menjadi tantangan serius bagi dolar AS karena negara-negara anggotanya mewakili 43 persen dari populasi dunia, 16 persen perdagangan dunia, dan memiliki produk domestik bruto yang lebih besar dari negara-negara G7.

Selain itu, banyak negara lain yang juga menunjukkan minat untuk bergabung dengan mata uang BRICS, termasuk Turki, Mesir, dan Arab Saudi. Tentu hal ini bisa mempercepat peristiwa dolar jatuh untuk beberapa tahun ke depan.

Pengembangan mata uang tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan BRICS di Afrika Selatan pada 22-24 Agustus mendatang. Namun, analis meyakini bahwa mata uang tersebut tidak akan segera diluncurkan.

Menurut Zhou You, seorang direktur di Research Center of International Finance di Shanghai, diskusi yang akan dilakukan oleh negara-negara BRICS pada bulan Agustus kemungkinan akan menjadi langkah awal untuk mencapai tujuan jangka panjang mereka, yaitu menciptakan mata uang tunggal.

Proses penciptaan mata uang tunggal ini akan memakan waktu yang lama dan memerlukan kerja sama yang intens antara negara-negara anggota, mirip dengan pembentukan euro.

Tiongkok, sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, berperan penting dalam proses ini.

Tiongkok adalah eksportir terbesar di dunia dengan nilai ekspor sebesar 3,6 triliun dolar AS pada 2022, jauh melebihi Amerika Serikat yang hanya mencapai 2,1 triliun dolar AS.

Sebagai negara dengan pengaruh besar di sektor perdagangan, Tiongkok mendorong internasionalisasi mata uang yuan.

Mengingat besarnya pengaruh Tiongkok dalam BRICS dan perdagangan global, pergeseran menuju mata uang BRICS dapat memiliki dampak signifikan yang bisa membuat dolar jatuh sebagai mata uang dominan dalam perdagangan dan keuangan internasional.

Namun, perlu diingat bahwa proses pengembangan mata uang tunggal tersebut memerlukan waktu dan kerja sama yang intens antara negara-negara BRICS, dan peluncurannya tidak akan segera terjadi.

Apa Itu BRICS, Organisasi yang Bisa Bikin Dolar Jatuh?

BRICS adalah singkatan yang merujuk pada kelompok lima negara ekonomi yang sedang berkembang secara ekonomi, yaitu Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

Kelompok BRICS pertama kali dibentuk pada 2009 dengan tujuan memperkuat kerja sama ekonomi, politik, dan keuangan antara negara-negara anggotanya.

BRICS mewakili sekitar 42 persen dari populasi global dan sekitar 23 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia. Negara-negara anggota BRICS memiliki potensi ekonomi yang besar dan memainkan peran yang semakin penting dalam ekonomi global.

BRICS bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, teknologi, energi, dan keuangan.

Negara-negara anggota sering kali melakukan pertemuan tingkat tinggi, seperti KTT BRICS tahunan, untuk membahas isu-isu ekonomi dan politik yang relevan.

Selain kerja sama ekonomi, BRICS juga memiliki inisiatif untuk menciptakan Bank Pembangunan BRICS (New Development Bank) yang bertujuan untuk mendukung proyek pembangunan di negara-negara anggotanya dan negara-negara lain yang membutuhkan.

BRICS memiliki potensi untuk menjadi kekuatan ekonomi yang lebih besar di masa depan dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam perundingan global mengenai isu-isu ekonomi dan politik. [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait