One River Beli Bitcoin Besar-besaran di Harga US$30 Ribu per BTC di Coinbase?

Perusahaan manajemen aset asal Amerika Serikat, One River dikabarkan membeli Bitcoin dalam jumlah besar di Coinbase. Sejumlah data mengindikasikan, bahwa pembelian dilakukan di harga US$30 ribu per BTC.

Pada 5 Januari 2021, Coinbase menerangkan bahwa One River memilih Coinbase membeli sejumlah aset kripto. Tidak disebutkan bahwa itu termasuk Bitcoin.

Namun Coinbase mengklaim transaksi beli itu adalah salah satu transaksi terbesar dalam sejarah aset kripto.

“Perdagangan awal diselesaikan selama lima hari dan dieksekusi pada kecepatan yang berbeda untuk melalui berbagai kondisi pasar,” sebut Coinbase.

Dalam keterangan itu, Eric Peters CIO One River mengatakan bahwa Coinbase menyediakan apa yang kami butuhkan untuk melakukan transaksi ini secara diam-diam. Ini mengindikasikan keseriusan perusahaan besar itu untuk berinvestasi besar di aset kripto.

Sebelumnya, pada 3 Januari 2021, Peters sudah menegaskan dukungan kuatnya terhadap aset kripto, khususnya Bitcoin.

“Jauh lebih mudah untuk membayangkan bahwa di dunia di mana mata uang fiat dapat diterbitkan tanpa batas, maka nilai Bitcoin bisa melampaui emas. Memiliki aset ini dalam jangka panjang melindungi dari penurunan nilai mata uang,” sebut Peters.

Indikasi Kuat, Beli di US$30 Ribu per BTC
Di tanggal yang sama, yakni 5 Januari 2021, Ki Young Ju dari CryptoQuant mengungkapkan bahwa ada sejumlah Bitcoin yang ditarik (outflow) dari Coinbase, ketika harga Bitcoin lebih dari US$30 ribu per BTC.

“Arus keluar dari Coinbase pada 2 Januari 2021 adalah yang tertinggi sepanjang masa. Tampaknya institusi membeli Bitcoin, padahal harga di atas US$30 ribu. Bull Bitcoin belum berakhir,” kata Ju.

Banyak pihak menafsirkan transaksi jumbo di Coinbase itu merupakan salah satu transaksi besar yang diklaim Coinbase terkait investasi One River.

Pembelian aset kripto, seperti Bitcoin di Coinbase berlaku skema over the counter (OTC). Skema ini sangat lazim bagi pembeli dari kalangan perusahaan, dengan nilai belanja dalam jumlah besar. Sebelumnya MicroStrategy juga membeli Bitcoin di Coinbase.

Indikasi Tahan Lama
Data outflow mengindikasikan bahwa pembeli menarik aset kriptonya dari bursa dan ditransfer ke wallet yang lain, sebagai upaya menahannya dalam waktu yang lama.

Hal ini terkait pula dengan data soal Bitcoin yang likuid dan tak likuid, seperti yang dipaparkan oleh Glassnode beberapa waktu lalu.

Pada 30 Desember 2020 lalu, perusahaan peneliti Glassnode mengungkapkan bahwa hanya 4,2 juta Bitcoin (BTC) yang bersifat likuid dari 18,5 juta BTC saat ini yang beredar (circulating supply). Selebihnya, sekitar 14,5 juta BTC bersifat “tidak likuid”, karena di-hold.

“Likuiditas Bitcoin didefinisikan sebagai nisbah (ratio) rata-rata BTC yang diterima dan dikirim oleh pemiliknya. Saat ini, sekitar 14,5 juta BTC masuk golongan tidak likuid, sehingga hanya 4,2 juta BTC yang beredar secara konstan dan tersedia untuk diperdagangkan,” jelas Glassnode.

Terpantau hari ini di Coinmarketcap, 4 Januari 2021 pukul 14:22 WIB, pasokan beredar Bitcoin adalah 18.590.175 BTC.

Pernyataan Glassnode mengindikasikan, bahwa tekanan jual terhadap Bitcoin mungkin akan semakin kecil. Dari 14,2 juta BTC itu pula, yang disebut tidak likuid, sebagian bisa saja tidak dapat diakses karena pemiliknya lupa private key atas wallet-nya, atau pula bisa saja sang pemilik sudah meninggal dunia, alias menjadi “aset beku”.

Data tersebut menemukan bahwa sekitar 78 persen dari pasokan beredar Bitcoin tidak likuid dan hanya 4,2 juta BTC yang beredar secara konstan.

Kendati bursa-bursa aset kripto memiliki jumlah Bitcoin banyak untuk diperjualbelikan, menurut Glassnode, 78 persen dari pasokan beredar saat ini bersifat tidak likuid.

Maksudnya adalah, besaran 78 persen itu tidak tersedia untuk dibeli, menandakan sentimen positif dari investor, sebab sebagian besar BTC disimpan sehingga mengurangi tekanan jual. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait