Peran Blockchain Velas dalam Ekonomi Masa Depan

World Economic Forum (WEF) mencatat bahwa teknologi blockchain memainkan peran penting dalam peningkatan program Sustainable Development Goals (SDG). Teknologi blockchain Velas asal Swiss bergerak lincah demi menjawab tantangan ekonomi masa depan, dimulai dari mengubah konsep media sosial yang berkarakter desentralistik.

Menurut WEF blockchain memainkan peran penting untuk masa depan dunia, yakni membangun rantai pasokan (supply chain) barang yang lebih tangguh dan transparan, membentuk lembaga publik yang lebih kuat dan akuntabel serta memacu sumber dan konsumsi yang bisa lebih dipertanggungjawabkan.

Berkat keunggulan blockchain itu pula, teknologi baru itu disebut-sebut kian mendapatkan konteks yang utuh, setidaknya untuk “mengguncang” dua matra utama, yakni sektor sistem pembayaran dan identitas digital.

Blockchain Velas
Saat ini blockchain membentuk industrinya sendiri dan semakin matang, menyelaraskan dengan permintaan pasar termasuk dari bisnis tradisional.

Komponen jumlah, kecepatan dan biaya transaksi mendapatkan perhatian khusus agar lebih bisa diterima di sektor bisnis.

Blockchain Velas, yang beraset kripto VLX, adalah satu dari ribuan penyedia public blockchain di dunia yang lebih fokus soal itu, sembari menambahkan beragam fitur di dalamnya.

“Kendati blockchain bersifat desentralistik, masa depan teknologi ini harus bisa menjawab tantang soal kecepatan dan interkoneksi dengan blockchain lain. Tidak bisa terkotak-kotak dengan keunggulannya masing-masing. Hanya dengan cara itulah blockchain bisa diterima di sektor tradisional dan menjadi senyawa. Karena itu pula Velas sudah membantu meningkatkan kemampuan Solana codebase dan mendukung Ethereum Virtual Machine (EVM),” kata Alex Alexandrov, CEO Velas dalam keterangannya belum lama ini.

Blockchain Velas, Pantas Cepat Karena Ada Intuisi Buatan (AI)

Kemampuan Solana codebase yang meningkat dan dipadukan dengan Ethereum Virtual Machine (EVM) di blockchain Velas, memungkinkan Velas untuk mendukung aplikasi desentralisasi Ethereum (dApps).

“Perkembangan itu membantu memperkuat Velas untuk menjangkau pengguna yang lebih banyak dan mencakup sektor bisnis yang lebih beragam. Kelak, blockchain Velas bisa menangani lebih dari 50.000 transaksi per detik. Sedangkan saat ini sekitar 30.000 transaksi per detik. Pun kelak bisa lebih aman dan mendukung smart contract berbasis Solidity. Soal kecepatan, sebagai perbandingan, VisaNet bisa menangani sekitar 65.000 transaksi per detik,” kata Alexandrov.

Alex Alexandrov Pendiri dan CEO Velas.

dApp Symblox
Symblox adalah aplikasi desentralistik untuk sektor decentralized finance (DeFi) yang berjalan di blockchain Velas. DeFi masih baru di ekosistem blockchain-aset kripto. Namun, DeFi sangat diapresiasi, karena kini bernilai triliunan rupiah berdasarkan data terakhir DeFiPulse. Valuasinya pun melejit sejak Juni 2020, seiring apresiasi yang sangat besar terhadap pasar aset kripto.

Symblox memiliki tiga fitur utama, yakni decentralized exchange (DEX) sekaligus bermanfaat untuk yield farming, agar pengguna bisa mendapatkan pemasukan tambahan dengan mengagunkan aset kripto.

Lalu, fitur crosschain asset, yakni teknologi mengalihkan aset kripto yang serupa, tapi berbeda blockchain. Berkat teknologi TokenBridge, Symblox dapat mengalihkan stablecoin USDT dari blockchain Ethereum ke USDT versi blockchain Velas.

Dan fitur terakhir adalah vote. Fitur ini memberikan suara menggunakan aset kripto Symblox (SYX) dan VLX, demi pengembangan ekosistem Velas ke depan.

Fitur terbaru yang diperkenalkan belum lama ini adalah PVLX (Pooled VLX). Pengguna bisa menggunakannya untuk mempertaruhkan aset kripto VLX ke dalam liquidity pool, sama seperti mempertaruhkan Velas Masternode.

“Dibuat menggunakan smart contract, PVLX akan memberi Anda PVLX sebagai imbalan. Dengan melakukan ini, Anda otomatis memenuhi syarat untuk No-Loss Lotto kami. Pemenang undian dipilih secara acak setiap hari. Selain itu, Anda dapat menarik VLX Anda kapan saja tanpa risiko,” sebut CH Egan, Marketing Executive Symblox.

CH Egan Marketing Executive Symblox.

Artificial Intuition
Blockchain Velas yang bertenaga intuisi buatan alias artificial intuition (AI) dikembangkan sejak tahun 2019, oleh startup Velas yang bermarkas di Swiss.

Tujuan utama mereka adalah untuk mengatasi masalah skalabilitas (kecepatan dan jumlah transaksi) yang hingga detik ini masih dihadapi oleh blockchain Bitcoin dan Ethereum. Velas didirikan oleh Alex Alexandrov, yang juga pendiri CoinPayments.

Blockchain Velas menggunakan mekanisme konsensus inovatif dan unik, yang mereka sebut sebagai Artificial Intuition-Delegated Proof of Stake (AIDPOS). Secara sederhana ini adalah konsensus dPoS yang ditenagai oleh teknologi khusus, yakni intuisi buatan agar transaksi berjalan lebih efisien.

BitOrbit, Media Sosial Desentralistik
Evolusi Internet membawa sebagian besar data pengguna ke tangan beberapa perusahaan Internet besar. Konsep pikir Tim O’Reilly sang perancang World Wide Web (WWW) kian memperoleh pijakan yang kuat, ketika sistem yang dirancang dengan interaksi antar pengguna di dalam jaringan menjadi lebih baik jika semakin banyak orang yang menggunakannya.

Bukti dari konsep ini dalam dinamika di jejaring media sosial yang menyatukan miliaran pengguna dan menyimpan ratusan petabyte data.

Namun data pengguna kerap disalahgunakan, “disulap” menjadi keuntungan perusahaan-perusahaan media sosial dengan cara menjualnya kepada pemasang iklan.

Terkait itu, tim Velas saat ini sedang mengembangkan fungsi Telegram agar bisa dipadukan dengan blockchain, sehingga sifat desentralistik media sosial ternama itu bisa dimunculkan.

Fungsi itu kelak bisa dinikmati melalui aplikasi, disebut BitOrbit, yang bisa dibuka di ponsel. BitOrbit adalah bagian dari program Web 3.0 oleh Velas yang menitikberatkan pada karakter aplikasi yang desentralistik.

Ke dalam BitOrbit akan disemat sejumlah fungsi, di antaranya dompet aset kripto, chat group, video feed, sinkronisasi data dan daftar nomor kontak.

Web 3.0, sebagai kelanjutan dari Web 2.0, menitiberatkan pada data yang didistribusikan secara desentralistik, memastikan pengguna bukan bagian dari sasaran pemasaran perusahaan media sosial.

Bertenaga blockchain, aplikasi itu memungkinkan pengguna media sosial memiliki kendali penuh terhadap privasi datanya, lebih anonim, sembari memberikan manfaat langsung secara terbuka.

“Misalnya untuk bagian sinkronisasi data dan daftar kontak. BitOrbit memungkinkan pengguna tak lagi wajib untuk mengundang teman-temannya ke obrolan baru, berdasarkan daftar nomor kontak di ponselnya. Pengguna BitOrbit mendapatkan akses ke data dan daftar kontak yang biasa digunakan untuk berinteraksi,” sebut Alexandrov.

Fitur dan Penggunaan VLX
Serupa dengan aset kripto lain, VLX tentu saja bisa digunakan sebagai transfer of value kepada siapa saja. Oleh sebab itu, untuk penggunaan pribadi, disarankan menggunakan wallet bawaan Velas yang tersedia untuk 3 platform, yakni desktop, web dan mobile.

Jika Anda berminat mendapatkan aset kripto VLX, Anda bisa telusuri beberapa bursa ini: bw.com, Bittrex, Probit, EXMO, Bitcoin.com, Changelly Pro, HitBTC dan ZBG. [/]

Terkini

Warta Korporat

Terkait