Prediksi Harga ETH US$19 Ribu, BTC US$100 Ribu

Mike McGlone, Analis Senior di Bloomberg Intelligence memrediksi harga Ether (ETH) bisa mencapai US$19 ribu dan Bitcoin (BTC) US$100 ribu pada tahun ini juga.

Hal itu tertuang di “Bloomberg Crypto Outlook” edisi Mei 2021 yang diterbitkan beberapa hari lalu.

Harga ETH US$19 Ribu

Argumen utama McGlone soal ETH yang bisa mencapai US19 ribu (Rp268 juta) disandarkan pada keunggulan blockchain Ethereum dan keluasan use case-nya.

“Kenaikan harga ETH kali ini bisa mengikuti pola kenaikan BTC yang berpuncak pada Desember lalu 2017. Pasalnya, ETH ada komponen paling sentral soal digitalisasi keuangan, yakni NFT, DeFi dan DEX. Kami memprakirakan harga ETH bisa mencapai US$19.000 pada tahun 2021 ini,” tulis McGlone.

Tren harga ETH sejak Maret 2021. Sumber: Tradingview.com.

Dia mencatat, per 4 Mei 2021, ketika harga ETH menyentuh US$3.400, itu selaras dengan kenaikan 2 kali lipat harga Bitcoin di hari sama beberapa tahun lalu.

“Harga ETH naik 4 kali lipat dari rata-rata pergerakan MA50 pada time frame mingguan. Terakhir tingkat itu terlampaui pada puncak harganya pada tahun 2018,” sebutnya.

Efisiensi Teknologi Keuangan

Keluasan use case yang dimaksud McGlone adalah berkat fitur smart contract teknologi Ethereum itu.

Ia memang digunakan secara masif di sektor Decentralized Finance (DeFi), Non-Fungible Token (NFT), hingga Decentralized Exchange (DEX).

Hasil penelusuran Redaksi Blockchainmedia.id, nilai DeFi tumbuh pesat sejak September 2020. Hingga Mei 2021, nilainya sekitar US$79,77 milyar berdasarkan data dari DeFiPulse.com.

Nilai pasar DeFi. Sumber: DefiPulse.com.

Angka itu adalah Total Value Locked (TVL) dari sejumlah aset kripto terkait DeFi. Sebagian besar di antaranya mengandalkan keunggulan blockchain Ethereum.

Begitupun nilai pasar NFT melejit hingga 1.785 persen sepanjang tahun 2021 saja, berdasarkan catatan Forbes, per 29 Maret 2021.

Sementara terkini dari NonFungible.com terungkap nilai penjualan bulanan NFT di pasar utama, sudah mencapai US$138.369.909.

Keluasan use case itu memastikan aset kripto ETH memegang peranan penting sebagai komponen nilai dan penukar.

Kata kunci penting dalam hal ini adalah Ethereum memastikan efisiensi soal teknologi keuangan, dibandingkan fintech tradisional yang tak menggunakan blockchain.

Bitcoin US$100 Ribu

Khusus Bitcoin, McGlone masih mempertahankan ramalannya seperti di edisi sebelumnya, yakni US$100 ribu per BTC (Rp1,4 milyar).

Bagi McGlone, BTC memang unik dibandingkan ETH. Bitcoin tidak memiliki keluasan use case seperti ETH. Baginya BTC adalah “emas digital”, karena pasokannya yang sangat terbatas.

Dia juga membandingkan antara meningkatkan pasokan dolar baru ke pasar dengan terbatasnya pasokan Bitcoin, termasuk dengan nilai emas.

“Ketika total money supply M2 dolar AS meningkat dan suku bunga rendah, lazimnya emas lebih diapresiasi. Tetapi kini berbeda, karena beralih ke Bitcoin. Kami melihat percepatan ini belum terhentikan,” imbuh McGlone dengan memproyeksikan kenaikan lebih lanjut pada tahun 2025.

Dia memberi satu contoh besar apresiasi itu, ketika Tesla memutuskan membeli Bitcoin US$1,5 milyar pada Januari 2021. [vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait