Ransomware LockBit Serang Bank Terbesar Venezuela

Pengguna Twitter melaporkan bahwa Banco de Venezuela, bank terbesar di negara itu, telah menjadi korban serangan ransomware. Portal keamanan siber yang memantau serangan tersebut telah mengkonfirmasi informasi tersebut.

Banco de Venezuela mengeluarkan pernyataan mengenai penyebaran informasi di media sosial tanpa menyangkal atau mengkonfirmasi berita tersebut.

Serangan Ransomware LockBit Terjadi

Pada pagi hari tanggal 19 April, pengguna Twitter mulai membahas bahwa Banco de Venezuela telah terkena ransomware LockBit.

Beberapa portal keamanan komputer khusus telah mengkonfirmasi bahwa publikasi tentang domain bank bancodevenezuela[.]com ada di darknet.

LockBit adalah perangkat lunak jahat atau ransomware yang dirancang untuk mengenkripsi file atau data korban, sehingga tidak dapat diakses.

Para penyerang di balik ransomware LockBit kemudian menuntut uang tebusan, biasanya dalam bentuk mata uang kripto, dari korban untuk mendekripsi dan mendapatkan kembali akses ke file mereka, dikutip dari Beincrypto.

Ini sering menyebar melalui email phishing atau menggunakan serangan brute-force pada kata sandi yang lemah.

Serangan ini tampaknya belum merampas peralatan platform bank, karena layanan elektronik sepertinya berfungsi normal.

“Kami ingin memberi tahu Anda bahwa platform dan saluran elektronik kami beroperasi normal dan memberikan layanan biasa, dengan integritas dan keamanan yang lengkap,” ujar perwakilan Banco de Venezuela.

Namun, ada kemungkinan bahwa para penyerang mungkin telah menyandera semua informasi yang berhasil mereka kumpulkan dan menuntut uang tebusan untuk itu.

Implikasi Potensial dari Hack dan Ransomware

Informasi yang disita dapat mencakup operasi bank internal dan data pelanggan. Pengumuman peretasan menyatakan:

“Semua informasi yang tersedia akan dipublikasikan,” ujar perwakilan Banco de Venezuela.

Selain bukti dalam foto yang dipublikasikan, tidak ada rincian lebih lanjut tentang informasi yang diperoleh.

Menurut portal LockBit, informasi peretasan dengan ransomware diunggah ke portal mereka pada pukul 6:27 pagi waktu Caracas pada 19 April.

Publikasi tersebut menyatakan bahwa bank tersebut memiliki waktu hingga 10 Mei pukul 2:27 pagi waktu Caracas untuk membayar uang tebusan.

Jumlah tebusan tidak diungkapkan, tetapi diketahui bahwa LockBit hanya menerima pembayaran dalam mata uang kripto seperti Bitcoin, Monero, atau Zcash.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya untuk Banco de Venezuela

Untuk saat ini, informasi Banco de Venezuela aman. Hingga tanggal 10 Mei, data bank dan penggunanya akan tetap terlindungi.

Jika terjadi kebocoran dari ransomware, semua informasi akan tersedia bagi siapa saja yang tertarik di dark web.

Ini dapat menyebabkan banyak pengguna bank menjadi korban berbagai jenis serangan siber. Ini termasuk phishing, akses rekening yang tidak sah, dan potensi pemerasan, tergantung pada sensitivitas informasi yang bocor.

Perlu dicatat bahwa Banco de Venezuela adalah bank terbesar di negara ini. Menurut laporan terbaru dari dewan eksekutif bank, bank tersebut mengelola lebih dari 21,7 juta rekening bank dari berbagai jenis di seluruh negara.

Jumlah rekening yang sangat besar ini mengandung jumlah informasi yang sangat besar dan berharga.

Meskipun pernyataan resmi Banco de Venezuela tidak menyangkal atau mengkonfirmasi serangan ransomware tersebut, masih belum jelas apakah mereka akan membayar uang tebusan dalam bentuk kripto yang diminta oleh para penyerang.

Namun, jika mereka tidak membayar, ada kemungkinan bahwa informasi yang dicuri akan dipublikasikan secara online, yang akan berdampak negatif pada reputasi dan kepercayaan pelanggan. [az]

Terkini

Warta Korporat

Terkait