Mengaku karena mengalami kerugian besar setelah investasi Bitcoin, seorang pria warga Thailand nekat merampok sebuah toko emas. Polisi setempat lekas menciduknya, setelah ia sukses “mendulang” emas setara Rp743,4 juta.
Pasar kripto dan pasar saham sama-sama kian anjlok selama pekan lalu, mengikut runtuhan sejak November 2021. Ini yang berdampak pada nilai investasi jutaan orang di seluruh dunia menjadi “ngeri-ngeri” sedap.
Harga Bitcoin saja sudah runtuh 55 persen sejak awal tahun ini dan sempat menghujam ke US$17.600 tiga hari lalu. Sejumlah analis menilai harga kripto itu bisa masuk ke wilayah US$12 ribu hingga US$10 ribu akibat nilai dolar AS yang menguat, dampak kebijakan kenaikan suku bunga The Fed dan tapering sejak Maret 2022. Pasar kripto secara global menguap US$2 triliun sejak November 2021. Nilai investasi Bitcoin pun turun drastis.
Di tengah semua kekacauan ini, seorang pria di Thailand merampok sebuah toko emas. Sempat menodong si empunya toko dengan senjata api ia sukses melarikan sejumlah kalung emas seberat sekitar 31,6 ons bernilai setara Rp743,4 juta.
Syukurlah, berkat rekaman CCTV di sekitar toko itu, polisi berhasil membekuk pria itu di rumahnya dalam tempo 11 jam setelah kejadian. Barang bukti disita dan investor Bitcoin itu sudah ditahan.
Dilansir dari media lokal, perampok dijuluki sebagai “Montri” itu mengungkapkan kepada polisi bahwa penyebab dia merampok toko emas akibat tekanan keuangan.
“Pria itu mengaku bahwa dia melakukan perampokan bersenjata karena investasi Bitcoin-nya mengalami kerugian besar,” tulis media lokal itu, mengutip pernyataan polisi.
Montri sekarang terancam menghadapi tuduhan perampokan bersenjata.
Menurut laporan polisi, Montri memarkir sepeda motornya di depan toko emas Buan Lee di Wang Burapha.
Pria berusia 34 tahun itu memasuki toko dan mengeluarkan pistol, mengancam akan menembak pegawai dan si empunya toko jika mereka tidak menyerahkan kalung emas.
The Fed Naikkan Suku Bunga, Nilai Investasi Bitcoin Terus Luruh
The Fed diperkirakan akan terus menaikkan suku bunga acuan sepanjang tahun ini untuk melawan inflasi tinggi di AS. Kebijakan itu praktis menguatkan dolar AS secara global dan melemahkan harga kripto, termasuk BTC.
Harapan investor saat ini tertumpu pada kemungkinan terjadinya resesi, jika kebijakan The Fed memang gagal. Itu yang memungkinkan bank sentral itu akan membanjiri lebih banyak dolar lagi demi menyelamatkan pertumbuhan ekonomi dari perlambatan. [ps]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.