Soal Menambang Aset Kripto, Ether (ETH) Paling Seksi

Soal menambang aset kripto, Ether (ETH) dianggap paling seksi. Itu ditegaskan oleh penambang ETH di dalam negeri.

Harga aset kripto Ether (ETH) belum lama ini memperlihatkan pembalikan tren, dari tren bearish sejak Juni 2019 menjadi tren bullish di pertengahan Desember 2019.

Kanal berita CryptoGlobe melansir, penambang ETH semakin banyak yang menimbun ETH, terlepas dari volatilitas harga. Bagaimana dengan penambang ETH di dalam negeri, apakah masih cuan?

“Masih cuan-cuan sedikit,” jelas Robby, Direktur Rekeningku.com dalam wawancara dengan awak media BlockchainMedia pada Senin (3 Februari 2020). BlockchainMedia berkunjung ke situs penambangan Ether milik Rekeningku yang berlokasi di wilayah Cibitung, Jawa Barat.

Menambang Aset Kripto ETH
Robby mengisahkan suka duka menjalankan usaha penambangan Ether. Pada tahun 2017 akhir, Rekeningku membangun satu ruangan khusus penambangan yang berkapasitas sekitar 670 GPU (graphics processing unit).

Saat itu harga ETH sedang tinggi-tingginya, sehingga Rekeningku tidak segan-segan menggelontorkan banyak duit untuk membeli ratusan mesin dari dealer.

“Bisnis apa lagi yang break even dalam 3-4 bulan?” kata Robby, menceritakan pemikirannya pada waktu itu,”

Robby dan tim pun menambah satu ruangan lagi pada awal tahun 2018, ketika harga ETH mulai menunjukkan tren bearish, dengan harapan harganya akan bisa kembali meningkat.

Namun, harga ETH terus menurun dan sampai saat ini belum kembali ke titik puncaknya di tahun 2017. Saat harga ETH mencapai Rp1,8 juta, Robby terpaksa memadamkan beberapa unit alat penambangan untuk mengerem kerugian.

Penambang kripto Rekeningku.com di Jakarta.

Kendati harga ETH terbilang belum menggairahkan kembali, Rekeningku konsisten menambang aset kripto nomor dua tersebut.

Robby menjelaskan, “Paling seksi saat ini masih Bitcoin dan ETH, aset kripto lain pergerakan naik turun harganya tidak meyakinkan.”

Selain itu, menurut Robby, ETH memiliki use case atau kegunaan yang paling besar dalam ponerapan smart contract.

Menanggapi persoalan pergantian mekanisme algoritma konsensus Ethereum dari Proof of Work (PoW) menjadi Proof of Stake (PoS), Robby justru mengharapkan hal tersebut terjadi.

“Rekeningku berharap Ethereum menjadi PoS, sebab utilitas di PoW memiliki fee tinggi. Dengan PoS, fee transaksi Ethereum bisa menjadi lebih rendah sehingga penggunaannya lebih banyak dan mendorong harga lebih tinggi lagi,” jelas Robby.

Mungkin Menambang Kripto Lain
Ditambah, PoS bisa meningkatkan minat staking, sehingga mendorong kegunaan Ethereum. Kendati demikian, Robby memprakirakan Ethereum tidak akan sepenuhnya PoS, melainkan gabungan PoW dan PoS.

Soal mesin penambangan yang menjadi tidak berguna, seandainya Ethereum menjadi sepenuhnya PoS, Robby menegaskan bahwa Rekeningku bisa menambang kripto lain, seperti DASH atau Litecoin.

Hal itu menjadi strategi Rekeningku agar usaha penambangan kriptonya terus berjalan. Tetapi, saat ini Rekeningku tidak berencana menambang aset kripto lain.

Sebagai bursa kripto dengan salah satu volume terbesar di Indonesia, Rekeningku terus berusaha mengembangkan sistem, aplikasi, keamanan sertanya kenyamanan pengguna.

Robby menjelaskan, misi utama Rekeningku menekan jumlah keluhan dari pengguna, dan jaminan masalah apapun akan diselesaikan dalam waktu 1 x 24 jam.

Pengguna yang sudah merasa nyaman dengan Rekeningku akan sulit berpindah hati ke bursa kripto lain. [ed]

Terkini

Warta Korporat

Terkait