Apa Itu SWIFT dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Kabar terbaru, Rusia telah dilarang dari sistem jaringan SWIFT setelah melakukan invasi ke Ukraina. Lalu, apa itu SWIFT dan bagaimana cara kerjanya? Apakah ini akan mampu melemahkan Rusia?

Apa Itu SWIFT?

Sebagian orang mungkin pernah mendengar kata SWIFT, namun banyak dari mereka yang belum mengetahui apa itu SWIFT.

SWIFT adalah singkatan dari “Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications“. Artinya, ini adalah jaringan pengiriman pesan yang bersifat global yang digunakan bank dan lembaga keuangan untuk berkirim informasi.

Dengan ini, informasi yang dikirim dan diterima akan terjadi secara cepat, akurat dan aman, semisal seperti instruksi pengiriman uang antar bank di lintas negara.

Disepanjang tahun 2021 saja, jaringan global ini telah memiliki lebih dari 11.000 anggota global dan telah berkirim sekitar 42 juta pesan per harinya.

Meski jaringan global ini tampak seperti “ibu” dari segala transaksi keuangan global, namun ini bukanlah sebuah lembaga keuangan.

SWIFT sendiri tidak memiliki ataupun berkirim aset, namun hanya memiliki “kekuatan” dalam memfasilitasi pengiriman pesan dan infrastruktur keuangan global.

Kode SWIFT 

Jika Anda pernah mendengar kata “kode SWIFT” saat ingin mengirim uang ke luar negeri, itu adalah sistem pengkodean standar untuk identitas dari bank atau lembaga yang dituju. Semua anggota SWIFT memilikinya.

SWIFT akan memberikan setiap anggaonya sebuah kode unik yang memiliki 8 atau 11 karakter. Kode ini secara bergantian disebut kode pengenal bank (BIC), kode SWIFT, ID SWIFT, atau kode ISO 9362.

Masa Sebelum Ada SWIFT 

Sebelum adanya sistem jaringan global tersebut, Telex (transfer telegrafik alias TT) adalah satu-satunya cara untuk mengonfirmasi pesan untuk mentransfer dana secara global.

Meski Telex cukup baik, namun sistem ini masih memiliki beberapa kekurangan yakni kecepatan eksekusi dan keamanan yang rendah.

Telex juga tidak menggunakan sistem pengkodean, sehingga sering terjadi human error dalam prosesnya dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Dan untuk mengatasi hal tersebut, SWIFT pun didirikan pada tahun 1973 di Belgia, yang ditujukan untuk pengoperasian jaringan global untuk mentrasnfer pesan keuangan dengan lebih aman, cepat dan tepat waktu. Dan ini bertahan hingga saat ini.

Pelarangan Rusia ke Jaringan SWIFT 

Pada serangan Rusia ke Ukraina, ini telah menarik banyak tanggapan dari negara lain seperti AS dan sekutu di wilayah Uni Eropa.

Dan pada satu titik, AS dan sekutu pun memutuskan untuk melarang Rusia dari jaringan SWIFT, karena memang negara yang dipimpin oleh Vlamidir Putin ini adalah salah satu anggotanya.

Ini adalah upaya untuk mengisolasi Rusia dari sistem perbankan internasional untuk perdagangan agar ekonominya anjlok.

Tentu saja, langkah ini menjadi sangat efektif untuk “menghantam” Rusia karena telah menghentikan semua transaksi Internasional, memicu volatilitas mata uang asli Rusia, Rubel, dan menyebabkan arus keluar modal dalam skala yang masif.

Memang, sanksi bersama ini adalah tindakan paling keras terhadap Moskow sejak pasukannya masuk ke Ukraina.

Ini diperkirakan menjadi pukulan keras pada negara yang sangat bergantung pada platform SWIFT ini untuk bisnis sumber daya alam utama mereka, seperti ekspor minyak mentah dan gas alam.

Pelarangan tersebut juga akan membuat para pebisnis di Rusia kesulitan dalam melakukan pembayaran transaksi ekspor-impor. Melakukan investasi dan peminjaman uang ke luar negeri pun menjadi tidak mungkin.

Haruskah Melirik Kripto?

Meski begitu, Rusia saat ini sudah memiliki alternatif dari jaringan global tersebut, yakni SPFS (Sistem Transfer Pesan Finansial).

Namun, SPFS tidak memberi dampak berarti bagi negara tersebut karena tidak memiliki keutamaan dan jangkauan seperti layaknya SWIFT. Ini masih sangat kurang untuk menopang kondisi negara yang terisolasi.

Di sisi lain, pelarangan ini pun sebenarnya masih diperdebatkan oleh beberapa pemimpin negara karena mereka masih bergantung pada minyak dan gas dari Rusia.

Secara langsung, ini akan mempengaruhi pasokan dari banyak negara karena Rusia sendiri masih kesulitan untuk melakukan pengiriman karena tersandung masalah pembayaran.

Apakah Rusia harus melirik aset kripto?

Meski pun kripto seperti Bitcoin memiliki keterbatasan dari sisi kecepatan, nominal uang hingga nilai tukarnya, namun Rusia bisa saja melirik kripto yang lain.

Sebut saja Cardano (ADA) atau Solana (SOL), yang saat ini duduk termasuk dalam jaringan blockchain terbaik dengan kecepatan transaksi yang lebih baik dari Bitcoin, bahkan Ethereum (ETH).

Memang, pihak Rusia sendiri belum memberi kejelasan langkah apa yang akan diambil selanjutnya. Tetapi, aset kripto tentu sudah menawarkan solusi yang baik dengan dukungan teknologi blockchainnya. [st]

 

Terkini

Warta Korporat

Terkait