Berpacu demi Pajak: IRS Versus Pengembang Privacy Coin

William Zietzke, seorang warga negara Amerika menghadapi situasi yang cukup pelik terkait pelaporan pajaknya atas keuntungan yang didapat dari kenaikan harga Bitcoin yang dimilikinya. Seperti yang dilansir reason.com, Zietzke yang merupakan seorang software engineer lulusan SMA, diaudit oleh IRS (Internal Revenue Service) terkait dengan perubahan data pelaporan pajaknya pada 2016 silam.

OLEH: Fahmi Almuttaqin
Pegiat di Komunitas Kolektor Kripto Surabaya

Zietzkepada awalnya mulai menjadi menambang Bitcoin pada tahun 2011 dan hanya menganggapnya sebagai eksperimen ilmu komputer, karena pada saat itu Bitcoin dapat dikatakan tidak ada harganya.

Kala itu harga satu Bitcoin hanya sekitar US$10 dan ketika pada tahun 2017 ia melihat harganya naik berlipat-lipat, Zietzke pun memutuskan untuk menjual Bitcoin miliknya, lalu pensiun dari pekerjaan.

Keadaan kemudian menjadi rumit setelah pemerintah Amerika melalui IRS mulai menganggap serius Bitcoin dari sudut pandang perpajakan.

IRS menganggap Zietzke tidak melaporkan pendapatan yang sebenarnya, karena hanya mengirimkan bukti dokumen dan foto tentang transaksi Bitcoin yang ia lakukan berikut saldo yang dimilikinya di Coinbase, bursa aset kripto di Amerika Serikat.

IRS pun meminta Zietzke untuk menginformasikan public key miliknya. Namun Zietzke menolak, karena mengetahui public key artinya mengetahui seluruh transaksi keuangan Zietzke menggunakan Bitcoin.

Ia beranggapan permintaan IRS akan melanggar privasi keuangannya, sehingga Zietzke menolak permintaan tersebut.

Namun IRS tetap memaksa dan mengatakan, jika Zietzke tidak mengirimkan public key nya, IRS akan memerintahkan Coinbase untuk memberikan data public key tersebut kepada mereka.

Kasus Zietzke sudah sampai ke US Department of Justice dan masih berjalan sampai saat ini. Jika kasus kemudian dimenangkan oleh IRS, maka akan ada puluhan ribu warga negara Amerika lainnya yang mungkin akan bernasib sama seperti Zietzke, harus membayar pajak untuk setiap transaksi Bitcoin yang mereka pernah lakukan, termasuk transaksi dalam nominal kecil seperti membeli kopi.

Dan mungkin juga, apa yang dilakukan IRS akan menginspirasi pemerintah negara lain, seperti Indonesia misalnya, untuk melakukan hal serupa terhadap warga negaranya yang mendapatkan keuntungan dari Bitcoin dan aset kripto lainnya, entah melalui ICO, capital gain atau transaksi penjualan dan pembelian.

Topik mengenai privasi di dalam blockchain ini telah menjadi diskusi lama oleh para pengembang teknologi blockchain dan aset kripto. Seperti yang Satoshi Nakamoto juga sampaikan pada whitepaper Bitcoin, bahwa privasi akan terjaga selama kita tetap membuat public key kita anonimus.

Faktanya, banyak situasi yang membuat kita tidak bisa menjaga anonimitas public key kita. Salah satu contohnya ketika kita bertransaksi di Coinbase dalam kasus Zietzke yang mewajibkan pengguna memenuhi proses KYC (Know Your Customer) dengan mengunggah bukti identitas diri seperti KTP dan kelengkapan data diri lainnya.

Data tersebut akan terhubung dengan aset kripto yang kita miliki dan jika ditelusuri dapat menghubungkan penelusura ke seluruh transaksi yang pernah kita lakukan dan kepada siapa saja kita pernah melakukan transaksi berikut dengan rincian tanggal, waktu, dan nominalnya.

Oleh sebab keterbatasan kemampuan seseorang dalam menjaga anonimitas public key nya, pengembangan privacy coin menjadi vital untuk dilakukan.

Walaupun dalam penerapannya, membuat privacy coin yang dapat mengakomodasi kebutuhan transaksi dengan kinerja, skalabilitas dan tingkat desentralisasi jaringan yang bagus, serta tetap memiliki layer privasi yang kuat tidaklah mudah.

Penelitian, pengujian dan pengembangan masih terus berjalan, hingga hari ini untuk membuat sebuah privacy coin yang solid.

Masih di tengah tantangan yang dihadapi para pengembang privacy coin, IRS pada 30 juni 2020 lalu melalui situs beta.sam.gov sudah mengumumkan sebuah pilot project sebagai inisiatif untuk mencari software yang dapat mereka pakai melacak transaksi yang terjadi melalui privacy coin seperti Monero (XMR), Zcash (ZEC), Dash (DASH), Grin (GRIN), Komodo (KMD), Verge (XVG), Horizon (ZEN) dan protokol jaringan  Layer 2 seperti Lightning Network, Raiden Network, Celer Network, Side-chain, serta algoritma Schnorr Signature.

Relatif cukup mudah bagi IRS untuk melacak setiap transaksi aset kripto yang terhubung dengan sebuah bursa seperti Coinbase. Namun, jika seseorang melakukan transaksi dengan menggunakan privacy coin, jejak transaksi dapat seperti benar-benar hilang dan tidak dapat ditelusuri sama sekali.

Sebagai contoh jika kita melakukan transfer menggunakan Zcoin (XZC) melalui protokol Sigma-nya, aset tersebut akan masuk ke dalam daftar coin “Spend” yang kemudian akan hilang begitu saja.

Namun kemudian akan muncul sebuah koin baru yang benar-benar baru lahir tanpa memiliki sejarah transaksi satu pun dalam daftar coin “Mint” yang akan menggantikan coin “Spend” yang telah hilang tadi, untuk dikirimkan ke alamat (address) penerima.

Mint coin pada jaringan Zcoin tersebut akan muncul bersama sekitar 99.999 mint coin baru lainnya yang membuat pelacakan transaksi tidak mungkin dapat dilakukan.

Pacuan ini menjadi semakin seru untuk diikuti perkembangannya. Pertanyaan tentang apakah IRS pada akhirnya nanti akan dapat menemukan sebuah cara untuk melacak, masih misterius.

Namun penulis cukup optimistis dengan perkembangan yang terjadi pada proyek-proyek privacy coin yang ada saat ini, seperti tercapainya mekanisme Lelantus pada Zcoin baru-baru ini untuk meningkatkan anonimity set atau tingkat anonimitas dari 2^14 pada Sigma menjadi 2^16 – 2^17, yang mungkin quantum computer pun tidak akan dapat menemukan polanya. Jadi sepertinya pekerjaan IRS akan semakin sulit ke depannya.

Usaha untuk menemukan celah privasi pada privacy coin ini di satu sisi memang merupakan upaya untuk membuat pemerintah tetap memiliki kendali terhadap peredaran uang dan transaksi keuangan yang ada dan membuat seluruh transaksi aset kripto dapat dikenakan pajak tambahan.

Namun di sisi lain, upaya ini merupakan inisiatif yang patut diapresiasi, karena dapat memicu para pengembang privacy coin untuk meningkatkan privasi jaringan mereka lebih baik lagi serta meningkatkan pemahaman pemerintah untuk dapat membuat kebijakan yang lebih baik dan berimbang.

Hari ini masih cukup pagi, perjalanan ke depan dan arah pengembangan privacy coin menurut penulis masih cukup panjang dan mungkin akan mematahkan beberapa prediksi dan ekspektasi yang beredar saat ini, kita tidak tahu. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait