Kendati kasusnya dengan SEC di AS masih santer, Ripple Labs gandeng mantan pejabat Uber. Ini demi perluasan sayap di wilayah Asia Tenggara.
Di Amerika Serikat (AS), Ripple Labs digugat oleh otoritas Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC). Perkaranya adalah XRP yang sebelumnya dianggap sebagai aset, malah disebut sebagai kontrak investasi alias sekuritas.
Sidang praperadilan sudah digelar pada bulan lalu. Tapi masih santer didengungkan dan mendapat perhatian khusus. Maklumlah XRP adalah aset kripto yang tergolong murah dan popular di dunia, berdasarkan kapitalisasi pasar.
Harga XRP pun sempat rontok hingga lebih dari 60 persen sejak SEC menggugat perusahaan itu pada Desember 2020.
Sejumlah bursa kecil dan besar pun memutuskan menangguhkan perdagangannya, karena takut likuiditas kian rendah.
Bahkan MoneyGrams pun undur diri dari kerjasamanya dengan RippleLabs, karena dianggap cukup merugikan citra perusahaan
Namun di Asia, Ripple Labs mendapatkan dukungan penuh dari konglomerasi SBI Groups di asal Jepang.
Di Negeri Sakura itu, XRP tetap digolongkan sebagai aset, bukan sekuritas, seperti saham atau ekuitas. Maklumlah, SBI Groups punya saham di perusahaan Ripple Labs.
Bahkan beberapa waktu lalu, jauh sebelum gugatan SEC, Ripple Labs berencana pindah kantor ke London dan Jepang yang dianggap lebih arif dan bijaksana soal peraturan.
Perluasan Pengaruh di Asia Tenggara
Dan kini, Asia Tenggara menjadi sasaran perluasan pengaruh perusahaan yang didirikan oleh Brad Garlinghouse itu.
Ripple Labs pun tak segan-segan mempekerjakan mantan pejabat Uber untuk mensukseskan misi itu, yakni Brooks Entwistle yang pernah menjabat sebagai Chief Business Officer (Internasional) di Uber.
“Ripple menyambut Brooks Entwistle sebagai Managing Director Ripple Labs untuk Asia Tenggara. Ia memimpin dan meningkatkan operasi perusahaan di wilayah yang berkembang paling cepat itu,” sebut Ripple Labs dalam keterangan resminya, 18 Maret 2021 lalu.
Ripple menyebutkan sejumlah perusahaan di Asia Tenggara semakin banyak yang menggunakan layananya unggulannya, yakni RippleNet.
Di antara perusahaan itu adalah, BKK Forex (Singapura), Siam Commercial Bank, iRemit dan DeeMoney.
“BKK Forex misalnya memproses pembayaran UKM dan pengiriman uang dari Singapura ke Thailand,” sebut Ripple Labs.

Berpusat Singapura, Brooks Entwistle berpengalaman selama tiga dekade di industri layanan keuangan dan teknologi.
“Penunjukannya akan memperluas penggunaan RippleNet di Asia Tenggara, yang mencakup 14 negara,” sebut perusahaan.
Asheesh Birla dari Ripple yang juga General Manager RippleNet, menjelaskan, ekosistem pembayaran di Asia Tenggara sangat dinamis.
“Penggunaan RippleNet di antara banyak fintech, penyedia layanan pembayaran dan UKM, bisa menjadikan Asia Tenggara sebagai pasar terbesar kami,” kata Asheesh. [red]
Disclaimer: Seluruh konten yang diterbitkan di Blockchainmedia.id, baik berupa artikel berita, analisis, opini, wawancara, liputan khusus, artikel berbayar (paid content), maupun artikel bersponsor (sponsored content), disediakan semata-mata untuk tujuan informasi dan edukasi publik mengenai teknologi blockchain, aset kripto, dan sektor terkait. Meskipun kami berupaya memastikan akurasi dan relevansi setiap konten, kami tidak memberikan jaminan atas kelengkapan, ketepatan waktu, atau keandalan data dan pendapat yang dimuat. Konten bersifat informatif dan tidak dapat dianggap sebagai nasihat investasi, rekomendasi perdagangan, atau saran hukum dalam bentuk apa pun. Setiap keputusan finansial yang diambil berdasarkan informasi dari situs ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembaca. Blockchainmedia.id tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung, kehilangan data, atau kerusakan lain yang timbul akibat penggunaan informasi di situs ini. Pembaca sangat disarankan untuk melakukan verifikasi mandiri, riset tambahan, dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan yang melibatkan risiko keuangan.