Membaca Peluang Aset Kripto BitTorrent (BTT)

Membaca peluang aset kripto BitTorrent (BTT) bisa Anda sebut sebagai langkah spekulasi. Tapi ini menarik, mengingat harga BTT sudah mencetak rekor terbarunya. Apa berikutnya?

Ketika kali pertama aset kripto BTT diterbitkan, kami menulis banyak artikel tentangnya. Topik itu menarik karena terkait perusahaan BitTorrent yang terkenal dengan protokol peer-to-peer-nya, jauh sebelum blockchain lahir berkat Bitcoin.

Pun lagi yang mengakuisisi BitTorrent adalah tokoh pendatang baru, Justin Sun yang membidani blockchain Tron dengan aset kripto Tronix-nya (TRX).

Sejak BTT disematkan di sistem BitTorrent, banyak yang menantikan gebrakan pengelolanya, tentang bagaimana BTT diberdayakan bagi pengguna sebagai komponen insentif.

Tagih Janji Manis Justin Sun “Tron”

Dulu disebutkan BTT dimampukan sebagai imbalan kepada pengguna BitTorrent yang rela menyimpan seed file agar terus tersedia di jaringan. Soal ini pun penuh halimun, karena BitTorrent File System (BTFS) masih kurang diminati, dibandingkan Interplanetary File System (IPFS).

Mengenal BTFS Besutan BitTorrent

Dalam perjalanannya, pasar jenuh, tidak ada kenaikan nilai yang berarti di BTT, kendati pernah dijanjikan media sosial kerena yang bisa memantik harga BTT bisa tumbuh kembali.

BTT juga disematkan secara langsung sebagai bagian sentral di media sosial DLive yang mirip Youtube. Platform itu menarik, karena memungkinkan penonton dan streamer untuk mendapatkan BTT ataupun aset kripto khusus platform itu, yakni Lemon.

Justin Sun, Pendiri Tron Foundation dan CEO BitTorrent.

Sebelum 7 Februari 2021, sejatinya tidak ada lonjakan berarti di harga BTT. Harga BTT sebelum tanggal itu hanya melaju “begitu-begitu saja” datar, seolah-olah tanpa arah. Harga terus menerus naik-turun antara Rp3 sampai Rp10, seterusnya begitu.

Segalanya berubah sejak 7 Februari 2021, seolah tak ada petir dan tak ada angin, harganya tiba-tiba terbang dari Rp7 menjadi Rp28 (11 Februari 2021). BTT sempat terjerembab ke Rp14, melonjak Rp27.

Namun, fakta yang menarik adalah “penny crypto” ini pada 9 Februari 2021, sejatinya sudah menembus resistensi 28 Mei 2019, alias membentuk rekor tertinggi baru sepanjang masa.

Dalam kacamata analisis teknikal, harga aset yang berhasil menembus resisten sebelumnya, berpotensi mencetak harga tinggi baru di masa depan.

Jika dihitung dari harga terendah sepanjang masa, yakni 13 Maret 2020, Rp1,96, dibandingkan dengan harga tertingginya, Rp27,35 pada 9 Februari 2021, maka imbal hasilnya adalah sekitar 1139,86 persen.

Mengingat pasar aset kripto saat ini sedang panas-panasnya, karena apresiasi terhadap Bitcoin sedang tinggi, sejumlah aset kripto kecil seperti BTT berpeluang mendulang profit besar.

Pasalnya, tak hanya karena harganya yang murah, tetapi pula ekosistemnya tumbuh cukup baik, misalnya di DLive itu.

DLive dan Dugaan Hasutan
Memang beberapa pekan lalu Kongres AS menyurati pengelola DLive termasuk Bos-nya, Justin Sun.

Kongres mempertanyakan soal kebijakan penggunaan platform itu terkait gerakan ekstemisme kanan di Amerika Serikat.

Masalahnya, salah seorang pengguna DLive diketahui adalah penggerak massa untuk menyerang Capitol Hill pada beberapa waktu lalu.

Belum ada jawaban resmi dari Justin Sun terkait itu, walaupun akun tokoh ekstrem kanan itu sudah dihapus di DLive, beberapa hari setelah serangan itu.

Kongres AS merasa perlu menyurati Justin Sun, karena tokoh itu menerima imbalan BTT dan aset kripto lain berkat tayangannya yang diduga menghasut massa untuk bertindak anarkis.

Janji-Janji Tinggal Janji
Di awal-awal, DLive memang digadang-gadang sebagai alternatif dari Youtube. Tidak seperti platform besutan Google itu, DLive menjanjikan imbalan kepada para penonton, baik berupa BTT dan aset kripto khusus, bernama Lemon.

Perkembangan yang ditunggu juga adalah protokol DLive disematkan secara langsung di BitTorrentX Technology. Ini sudah diumumkan pada medio Desember 2020.

Tertunda 6 Bulan, Justin Sun Akhirnya Makan Malam Bersama Warren Buffet

Pun kita menantikan sejauh mana dampak kemitraan antara Tron-BitTorrent dengan Huawei yang diumumkan pada akhir November 2020 lalu.

Seperti biasa, Justin Tron memang terkenal amat fasih mengumbar janji, termasuk “teknik pemasaran apik” yang digelarnya pada tahun lalu, melalui acara makan malam bersama si Kaya Raya Warren Buffet. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait