Pendiri Twitter Bangun Bitcoin Node, Buat Apa?

Jack Dorsey, Pendiri dan CEO Twitter mengatakan, bahwa dirinya sedang membangun Bitcoin Node. Buat apa, ya? Eits… tapi ini bukan Bitcoin jenis baru ya!

Dorsey memang dikenal luas sebagai penghayat aset kripto Bitcoin. Tak heran tanda pagar (tagar) dan simbol #bitcoin di Twitter, disebut-disebut lahir dari gagasannya. Bahkan tagar untuk aset kripto lain, misalnya Binance Coin (BNB) juga tersedia.

Bentuk dukungan lain dari Dorsey adalah langkah pembelian Bitcoin oleh perusahaan publik yang juga didirikannya, yakni Square. Kala itu perusahaan memutuskan membeli Bitcoin senilai US$50 juta, tak lama setelah MicroStrategy melakukan hal serupa.

Dukungan besarnya terhadap Bitcoin tentu saja bisa kita tafsirkan sebagai latar belakang dirinya membuat Bitcoin Node, yang perannya sangat sentral di sistem blockchain Bitcoin itu.

Apa Itu Bitcoin Node?
Node alias simpul adalah satu entitas dalam jaringan komunikasi data antar perangkat elektronik.

Dalam hal ini Bitcoin Node adalah komputer-komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komunikasi data transaksi Bitcoin.

Semua simpul menyimpan keseluruhan data (berupa file) transaksi Bitcoin dari tahun 2009 (transaksi awal) hingga yang terkini. Data itu terus diperbarui sepanjang Bitcoin terus ditransaksikan.

Semua simpul dipastikan menyimpan data yang serupa. Ini yang disebut sebagai keselarasan data (synchronized data).

Per 5 Februari 2021, jumlah Bitcoin Node saat ini sekitar 7.568 node di seluruh dunia. Saat ini Bitcoin Node terkonsentrasi di Jerman (1708 node) dan di Amerika Serikat (1587 node).

Sebaran Bitcoin Node di seluruh dunia. Jerman dan Amerika Serikat tampak mendominasi. Sumber: Bitnodes.io

7.568 node itu pun yang bisa terjangkau, berdasarkan data dari Bitnodes.io. Jumlah aslinya bisa lebih, karena node lainnya terlindungi dengan VPN atau protokol sejenis lainnya, sebagai bentuk perlindungan privasi pengelolanya.

Peta Bitcoin Node di seluruh dunia. Tak semua terpantau, karena sejumlah besar diproteksi dengan VPN atau instrumen pelindung lainnya, atas nama privasi. Sumber: Bitnodes.io

Berdasarkan penelusuran terkini, ada 4 Bitcoin Node yang terpetakan berada di wilayah Indonesia, yakni di Jakarta. Salah satunya menggunakan jaringan “Alibaba (US) Technology Co., Ltd”.

5 Bitcoin Node terlacak berada di wilayah Indonesia. Sumber: Bitnodes.io

Bagaimana Cara Memasangnya?
Untuk skala sederhana dan kecil, dalam membangun sebuah Bitcoin Node sebenarnya tidaklah sulit. Anda bisa menggunakan komputer biasa, katakanlah laptop dan disarankan bersistem operasi Linux.

Spesifikasi khususnya, untuk RAM setidaknya 2GB dan data storage-nya 1 TB berjenis SSD. Dalam hal Bitcoin Node yang dibangun oleh Jack Dorsey, ia menggunakan komputer Apple Mac berprosesor Apple M1 berbasis ARM.

Dorsey juga sedang mempertimbangkan membuat Bitcoin Node menggunakan komputer super mini, yakni Raspberry Pi 4.

Komputer mini Raspberry Pi.

Transaksi Bitcoin Secepat Kilat dan Murah Gegara Lightning Network

Ingatlah, karena semua data diunduh ke komputer, maka lebih dari 300 GB data akan “masuk” di komputer itu.

Ukuran akan membengkak seiring jalannya transaksi di jaringan. Sebagai acuan, satu block Bitcoin ukuran file-nya adalah rata-rata 1 MB.

Jadi, jikalau koneksi Internet Anda cepat (misalnya sekitar 20 Mbps) dan stabil, setidaknya diperlukan sekitar 7 hari untuk mengunduh (selaras) semuanya.

Bitcoin Core
Selain itu, dan ini yang utama, Anda memerlukan pemasangan piranti lunak (software) Bitcoin Core. Ini adalah program inti, “core of the core” dari sistem uang elektronik peer-to-peer Bitcoin yang Anda gunakan saat ini.

Bitcoin Core untuk Windows (64bit).
Bitcoin Core versi terbaru, 0.21.0.
Bitcoin Core dalam proses menyelaraskan semua data transaksi Bitcoin. Dalam proses ini Bitcoin Core terhubung dengan Bitcoin Node lain yang menyimpan data serupa.

Jadi, ketika Anda menggunakan wallet Bitcoin jenis apapun, baik itu mobile wallet, hardware wallet atau web wallet yang diakses dari bursa akses kripto, semuanya terhubung ke Bitcoin Core melalui ribuan Bitcoin Node itu.

File data block Bitcoin yang tersimpan di komputer, melalui Bitcoin Core.
Visualiasi data transaksi block bitcoin (blockchain). Sumber: Bitflyer.

Versi awal ditulis dan dikembangkan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2009-2010, lalu dilanjutkan oleh sejumlah developer lain, termasuk Gavin Andresen.

Bitcoin Core, bisa Anda unduh dari Bitcoin.org, adalah pula sebuah wallet untuk “menyimpan Bitcoin” (karena ada pengelolaan private key dan public key) dan bisa digunakan untuk melakukan penambangan Bitcoin.

Di perkembangan awal Bitcoin, Bitcoin Core yang “dipasang manual” adalah sangat lazim, termasuk yang pernah digunakan oleh pakar kriptografi Hal Finney.

Hari Ini 12 Tahun Lalu, Transaksi Bitcoin Perdana, Dari Satoshi Kepada Hal Finney

Dia juga ternama sebagai mitra komunikasi Satoshi Nakamoto soal versi pertama Bitcoin Core itu.

Penggunaan Bitcoin Core sebagai wallet juga dipercaya sebagai cara paling unggul untuk menyimpan Bitcoin secara aman, karena semua data transaksi tersimpan utuh di komputer Anda dan terkoneksi satu sama lain dengan node lainnya.

Kode sumber (source code) Bitcoin Core. Sumber: Github.

Bagaimana dengan Wallet Lain?
Nah, mungkin Anda bertanya, bagaimana dengan mobile wallet ataupun hardware wallet. Dua jenis wallet itu, kan tidak mengunduh semua data blockchain ke perangkat penggunanya?

Jawabannya, aplikasi wallet itu pada prinsipnya menghubungkan Anda dengan Bitcoin Core melalui Bitcoin Node lain. Anda tentu saja tidak perlu mengunduh semua ratusan GB data itu.

Wallet Ledger dan Trezor misalnya, agar terhubung, mereka hanya menggunakan block header info semua block Bitcoin, sehingga semua data dapat diselaraskan.

Block header info itu disediakan oleh beberapa pengelola Bitcoin Node yang ada kepada pihak Ledger. Sejumlah penyedia wallet lainnya malah mengelola Bitcoin Node sendiri.

Dari sini pun Anda bernalar, pengelola Bitcoin Node pada prinsipnya punya celah bisnis tersendiri, memberikan data block yang sudah diunduhnya kepada pihak yang memerlukannya.

Penambang Bitcoin Termasuk Bitcoin Node?
Pada prinsipnya penambang Bitcoin, baik dengan cara solo mining dan menggabungkan diri ke mining pool, juga tergolong Bitcoin Node.

Pertama Kali! Harga Bitcoin Lampaui Nilai Hash Rate Penambangannya

Hanya saja, penambang memiliki hash rate berkat alat tambang yang digunakannya dan Bitcoin Node biasa tidak memiliki hash rate secara langsung.

Penambang (khususnya menggunakan mining pool) juga tetap terhubung dengan Bitcoin Core melalui Bitcoin Node lain agar semua data terselaraskan, memastikan setiap block diperebutkan untuk diverifikasi.

Jadi Bitcoin Node bisa kita sebut sebagai pure full node, karena menyimpan keseluruhan data transaksi Bitcoin tanpa memiliki hash rate. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait