The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan, Paul Tudor Jones: Investor Seharusnya Membeli Kripto

The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,5 persen, pada Rabu (4/5/2022) waktu setempat, pengusaha ternama ini menyarankan investor membeli kripto, seperti Bitcoin untuk melawan inflasi, faktor pendorong bank sentral AS itu menaikkan suku bunga.

Saran itu disampaikan oleh Paul Tudor Jones, Pendiri dan CEO Tudor Investment, salah seorang tokoh terkemuka di dunia yang membela keunggulan kripto, utamanya Bitcoin sejak tahun 2020 lalu.

Pendapat terbaru ini ia sampaikan kepada CNBC, beberapa hari sebelum The Fed mengumumkan menaikkan suku bunga sebesar 0,5 persen itu. Namun demikian, nadanya serupa, bahwa kebijakan seperti itu bersandar bahwa inflasi akan terus naik. Oleh sebab itu, katanya, inflasi harus dilawan dengan membeli aset yang bisa melindungi nilai uang kita, yakni kripto.

Paul memang tidak secara spesifik mengatakan kripto apa yang ia maksudnya bermanfaat untuk melawan inflasi.

Namun, berdasarkan riwayat pendapatnya kepada publik, Bitcoin adalah kripto yang ia maksudkan. Pada tahun 2020 misalnya, ia berpendapat Bitcoin kala itu seperti emas, karena jumlah unitnya langka dan dimungkinkan secara teknologi kriptografi. Dan lagi, sentimen positif terhadapnya serupa dengan emas di masa lalu, yang juga masuk ke pasar derivatif.

“Saya melihat ada kesenjangan digital antar generasi saat ini. Jika Anda perhatikan orang-orang cerdas yang kuliah saat ini, banyak di antaranya masuk ke kripto dan sebagian lagi membangun Web 3.0. Jadi, sulit untuk tidak membela keunggulan kripto karena arus modal intelektual yang besar itu,” jelasnya.

Sosok Paul Tudor Jones, Pengusaha AS yang Bertaruh Beli Bitcoin untuk Lawan Inflasi

Web 3.0 sendiri adalah wacana terbaru soal generasi terbaru Internet, di mana blockchain mengambil peran penting di dalamnya. Sifatnya yang relatif desentralistik, mengambil posisi berseberangan dengan Web 2.0 yang lebih sentralistik soal kendali data dan informasi. Berkat blockchain di Web 3.0 memberikan pintu gerbang bagi kripto sebagai alat pembayaran alternatif, non-fungible token (NFT) dan metaverse.

The Fed dan Oposisi Terhadap Kripto Bitcoin

Terkait bank sentral dan perlawan mereka terhadap kripto, Paul berpendapat, jelas bank sentral dan pemerintah tidak akan selalu menjadi menyukainya, terutama dalam hal menggunakan kripto sebagai alat tukar.

“Anda penggemar kripto tidak akan selalu mendapatkan dukungan dari pemerintah, karena mereka kehilangan kemampuan untuk mengendalikan uang,” sebutnya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, kripto akan memiliki masa depan yang cerah, khususnya ketika bank sentral menaikkan suku bunga berkali-kali, karena inflasi kali ini lebih serius daripada sebelumnya.

Selaras dengan Pendapat Bank of America

Pendapat Paul terbaru ini selaras dengan pendapat Bank of America sebelumnya, bahwa kebijakan The Fed pada akhirnya akan mengakibatkan resesi dan bisa menguntungkan pasar kripto dan menyebabkan pasar saham kehilangan pamor. Bahkan Deutsche Bank belum lama ini meramalkan resesi buruk akan dihadapi dunia mulai tahun depan.

Perihal resesi dampak dari kebijakan baru bank sentral dan menguntungkan kripto juga diamini oleh Mike Novogratz dari Galaxy Digital. Menurutnya, ada masa di mana kebijakan moneter oleh bank sentral membawa keburukan bagi ekonomi dan memaksa mereka menggelontorkan dolar lagi untuk menyelematkan.

Di saat itu, katanya, kripto akan mengambil alih dan mengalami penguatan. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait