Gegara Bitcoin, Nilai Aset Kripto Kelak US$200 Triliun?

Perlu pola pikir yang berbeda jikalau membincangkan Bitcoin. Itu ditegaskan lagi oleh pengusaha asal AS, Raoul Pal. Dia mengatakan, gegara Bitcoin, pasar aset kripto global kelak bisa bernilai US$200 triliun.

Pal mengacu pada kapitalisasi pasar aset kripto Bitcoin yang pada bulan lalu genap mencapai US$1 triliun untuk kali pertama, ketika harganya mencapai lebih dari US$50 ribu per BTC.

Ketika artikel ini disusun, nilai pasar aset kripto keseluruhan mencapai US$1.688.092.747.028, berdasarkan data dari Coinmarketcap.com. Tentu angka ini masih sangat jauh dari prakiraan Pal.

Guna mencapai nilai pasar US$200 triliun itu, menurut Pal, Bitcoin adalah faktor utamanya, selain aset kripto besar lainnya.

Total kapitalisasi pasar aset kripto saat ini. Sumber: Coinmarketcap.com.

Ketika nilai itu tercapai, maka pantaslah semakin tersedot dana dari kelas aset lain, seperti saham, obligasi dan emas.

“Pasar aset kripto akan bernilai ratusan triliun dolar. Anda dapat menerima perubahan itu atau melawannya, tetapi Anda mau tak mau harus memahaminya, karena laju inovasi juga meningkat secara eksponensial,” kata Pal dalam serangkaian cuitannya belum lama ini.

Mantan manajer Goldman Sachs itu menambahkan, bahwa banyak analis dan investor saat ini kehilangan gambaran besarnya karena mereka melihat Bitcoin melalui kacamata investasi biasa, seperti saham atau obligasi.

“Bagi yang memahami pasar aset kripto dengan pemahaman pasar tradisional, maka tak heran menilai kelas aset kripto ini sebagai bubble dan alokasi modal yang ganjil,” katanya.

Pal memang tak memungkiri ada proyek aset kripto yang bermunculan lalu tiarap lalu wafat. Tetapi, dia menyoroti, tidak sedikit pula yang bertahan berkat inovasi dan adaptasinya.

Pendiri dan CEO Real Vision itu juga terus mencermati pasar emas. Ia menilai logam mulia itu diperdagangkan pada level kritis.

Ia mengacu pada arus keluar modal dari pasar emas menuju Bitcoin yang sangat besar, sesuatu yang sebelumnya dicatatkan jelas oleh Bloomberg Intelligence dan JPMorgan Chase.

“Emas sekarang mengabaikan nilai dolar, nilai tukarnya dan kaitan lainnya. Harga emas juga jatuh begitu saja setiap hari. Emas mungkin memiliki peluang tinggi untuk berbalik arah, tetapi jika tidak, kita mungkin melihat aura spekulatif hilang dari pasar emas,” imbuhnya. [red]

Terkini

Warta Korporat

Terkait