Inflasi AS Hanya 8,5 Persen, Harga Bitcoin Malam Ini Naik 3,95 Persen

Inflasi AS pada Juli 2022 hanya 8,5 persen selama 12 tahun terakhir, harga Bitcoin malam ini langsung melejit 3,95 persen.

“Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk Semua Konsumen Perkotaan (CPI-U) tidak berubah pada Juli secara musiman basis disesuaikan setelah naik 1,3 persen pada bulan Juni. Selama 12 bulan terakhir, indeks semua item meningkat 8,5 persen sebelum penyesuaian musiman,” sebut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, Rabu (10/8/2022).

CPI adalah rujukan pada tingkat inflasi di AS. Dengan tingkat 8,5 persen itu lebih rendah daripada Juni 2022, yakni 9,1 persen.

Terpantau indeks dolar (DXY) langsung ambrol dari kisaran 105,9 ke 104,9. Itu menunjukkan sentimen pasar menjadi negatif terhadap mata uang itu dan arus modal masuk kembali ke pasar saham dan pasar kripto.

Berdasarkan data terbaru itu, Trading Economics memproyeksikan dolar AS akan diperdagangkan di kisaran 107,74 pada akhir kuartal ini (September 2022). Namun demikian, mereka memprakirakan akan diperdagangkan di 111,17 dalam waktu 12 bulan ke depan, sebagai isyarat inflasi mungkin naik.

Sebelumnya sejumlah pengamat berpendapat, jika inflasi mencapai 8,7 persen atau lebih rendah, ada kemungkinan pasar bereaksi positif, karena itu bisa berarti bahwa inflasi telah memuncak, yang memungkinkan The Fed sedikit melonggarkan kenaikan suku bunga.

Namun, jika inflasi berada di atas 8,7 persen, walaupun lebih rendah daripada 9,1 persen pasar mungkin tidak bereaksi dengan baik dan berdampak pada nilai dolar (DXY) melejit kembali.

Harga Bitcoin Melejit 3,95 Persen

Terpantau saat ini, harga Bitcoin langsung melejit 3 persen beberapa saat setelah pengumuman data inflasi itu. Harga BTC bergerak dari US$23.094,17 menjadi US$24.005,73 dalam 18 menit saja.

Sebelumnya pada siang tadi, Bram Berkowitz dari Fool.com berpendapat, jika data inflasi lebih buruk dari yang diharapkan dan menyebabkan nilai saham jatuh, maka Bitcoin bisa turut serta terkoreksi kembali ke beberapa posisi terendah tahunan yang terlihat pada Juni 2022. Dan hari ini terbukti bahwa inflasi jauh lebih rendah dari sebelumnya.

harga bitcoin

Data inflasi yang lebih kecil ini sudah diantisipasi sebelumnya, harga harga energi di AS mulai kecil sejak beberapa pekan terakhir.

TradingView Chart

Inflasi yang kecil ini menjadi acuan bagi The Fed pada rapat FOMC pada September 2022 mendatang mungkin tidak terlalu besar menaikkan suku bunga acuan.

Michael van de Poppe kemarin berpendapat, untuk mempertahankan struktur bullish, harga BTC harus mampu bertahan di kisaran level US$23.000 sampai US$23.200.

TradingView Chart

“Dan jika resistance level lain pada gambar di atas berhasil ditembus, maka ini berpeluang melesat ke US$28.000,” sebutnya.

Altcoin Juga Ikut Melesat, LINK Diperkirakan Masuk ke US$13,5

Altcoin juga turut melesat merespons anjloknya dolar. Terpantau dalam 1 jam terakhir, harga ETH misalnya naik 6,29 persen di kisaran US$1820, ADA (3,59 persen), BNB (4,24 persen).

Sejumlah altcoin diproyeksikan akan mengalami reli kembali, seperti ADA, FTM, QNT dan LINK.

Analis kripto dari Eight Global, Michaël van de Poppe, memberikan proyeksinya terhadap sejumlah altcoin crypto, yakni Cardano (ADA), Fantom (FTM) dan QNT. Sementara Chainlink (LINK) bisa masuk ke wilayah US$13,50.

“ADA sedang mencari tumpuan reli, karena telah menguji zona resisten berkali-kali. Menembus US$0,55 akan memicu kelanjutan menuju US$0,67 dan pembalikan itu juga akan memberikan pemicu untuk long entry,” sebutnya. [ps]

Terkini

Warta Korporat

Terkait