Malaysia Sudah Punya Infrastruktur Blockchain Nasional, Indonesia Kapan?

Malaysia kembali mencuri perhatian di dunia teknologi kawasan Asia Tenggara lewat peluncuran infrastruktur blockchain nasional dengan nama MBI, sebuah proyek ambisius yang digagas oleh MIMOS Berhad—pusat riset dan pengembangan nasional Malaysia. 

Dilansir dari laporan Bernama pada 29 April lalu, Malaysia Blockchain Infrastructure hadir sebagai proyek digital yang netral dan terpercaya serta menjadi fondasi dari National Blockchain Roadmap serta visi transformasi digital Malaysian MADANI.

Dalam pernyataannya, Dr. Saat Shukri Embong, selaku Pelaksana Tugas Presiden dan CEO MIMOS, menegaskan bahwa MBI bukan sekadar proyek teknologi, melainkan tonggak strategis untuk mempercepat adopsi blockchain di negaranya. 

“MBI akan mendorong daya saing nasional, menjadikan Malaysia pemimpin regional dalam pengembangan dan adopsi blockchain, serta memperluas inklusi digital secara menyeluruh,” ujarnya.

Infrastruktur Blockchain Jadi Strategi Digitalisasi Malaysia

Malaysia Blockchain Infrastructure dirancang sebagai solusi untuk mengatasi ekosistem yang selama ini terfragmentasi. Platform ini menggunakan Zetrix sebagai core chain dan mampu terhubung dengan berbagai blockchain publik seperti Ethereum dan Solana.

Keunggulan ini menjadikan MBI sebagai antarmuka terpadu yang mendukung beragam layanan digital, mulai dari MyDigitalID, NFT, DeFi, hingga tokenisasi RWA. Tujuannya bukan hanya mempercepat adopsi teknologi, tetapi juga memudahkan integrasi lintas sistem secara efisien.

Dukungan terhadap infrastruktur blockchain Malaysia juga datang dari berbagai mitra industri seperti Masverse, Heitech Padu, dan iTrace, yang telah mulai menerapkan platform ini dalam berbagai sektor, termasuk rantai pasok, identitas digital, dan kustodian aset. 

Pendekatan inklusif tersebut diyakini akan mendorong keterlibatan lebih luas, termasuk dari kalangan non-teknis. Dengan menyederhanakan pengalaman pengguna dan mempercepat interoperabilitas, teknologi ini diharapkan mampu menciptakan efisiensi tinggi.

Miris! Indonesia Sulit Memahami Teknologi Aset Kripto

Lebih dari sekadar proyek biasa, Dr. Saat juga menjelaskan bahwa infrastruktur blockchain ini akan mengemban nilai inti MADANI melalui antarmuka yang ramah pengguna dan ditargetkan menjadi motor utama transformasi digital Malaysia.

Platform ini merupakan bukti nyata dari komitmen MIMOS, MOSTI, dan Pemerintah MADANI untuk memastikan bahwa manfaat dari teknologi transformatif ini dapat dibagikan secara merata, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kemajuan sosial,” jelasnya.

Apakah Indonesia Tertinggal?

Langkah Malaysia membangun infrastruktur blockchain nasional menjadi sinyal kuat bagi Indonesia untuk segera bergerak. Meski memiliki komunitas kripto yang aktif dan termasuk salah satu negara dengan jumlah pengguna aset digital terbesar di dunia, adopsi teknologi blockchain di tingkat institusional masih berjalan lambat.

Namun, harapan tetap ada. Dalam gelaran Indonesia Blockchain Week tahun lalu, Irene Umar, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, mengungkapkan bahwa pemerintah mulai meninjau serius potensi blockchain dalam ekonomi Tanah Air.

Wamen Irene Umar Ungkap Potensi Baru Teknologi Blockchain

Penting untuk dicatat bahwa Indonesia memiliki potensi besar, baik dari sisi populasi digital, ekosistem startup, maupun daya serap pasar kripto. Tapi tanpa kerangka strategis nasional dan kemitraan yang solid, potensi ini akan terus tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia.

Peluncuran Malaysia Blockchain Infrastructure menjadi contoh nyata bahwa blockchain bukan hanya urusan teknologi, tapi bagian dari strategi jangka panjang. Keberhasilan Malaysia tidak lepas dari kolaborasi kuat antara lembaga riset, sektor swasta, dan visi pemerintah yang jelas. [dp]

Terkini

Warta Korporat

Terkait