Menteri Keuangan Jerman: Kami Tak Perlu Libra, Tapi e-Euro’

Libra kian dirundung awan gelap. Setelah PayPal menyatakan mengundurkan diri bergabung resmi di Libra Association, kali ini Menteri Keuangan Jerman menyebutkan Jerman tak perlu kripto Libra dan Facebook harus jauh-jauh dari urusan keuangan yang berskala global. Maklumlah, salah satu anggota pendiri sekaligus komandan Libra Association adalah Facebook.

“Jerman tak perlu sistem pembayaran Libra itu, melainkan ‘e-Euro’. Sistem pembayaran seperti itu akan lebih berfaedah bagi Jerman dan Eropa sebagai pusat keuangan dunia,” kata Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz, 3 Oktober 2019, dilansir dari situs berita Jerman, Wiwo.  Bisa jadi Scholz merujuk pada pengayaan teknologi blockchain pada mata uang euro.

Sebelumnya empat perusahaan yang termasuk anggota pendiri Libra Association sedang mempertimbangkan ulang soal penandatangan resmi untuk masuk dalam proyek kripto tersebut. Adalah Visa, Mastercard, PayPal dan Stripe yang belum memutuskan untuk resmi bergabung ke proyek Libra di tengah kekhawatiran mengenai hubungan positif dengan regulator, khususnya Amerika Serikat. Inikah sinyal bubar dari anggota pendiri Libra Association?

Libra Association meminta 28 anggota pendirinya untuk menegaskan ulang komitmen mereka terhadap proyek kripto itu. David Marcus, Eksekutif Facebook yang memimpin proyek Libra, mengatakan gelombang pertama anggota Libra Association akan diresmikan dalam beberapa minggu ke depan.

Libra merupakan usaha Facebook untuk membuat pembayaran internasional semudah mengirim pesan melalui aplikasi. Visi ini berhasil menarik minat dari perusahaan-perusahaan besar di sektor pembayaran, teknologi, telekomunikasi dan blockchain, termasuk Ebay, Uber Technologies, Coinbase, Xapo, Vodafone dan sejumlah perusahaan modal ventura dan nirlaba.

“Saya tidak tahu ada mitra Libra yang hendak abstain dari bergabung secara resmi ke organisasi ini, tetapi membangun uang digital global yang baru memang sulit dan butuh keberanian,” ujar Marcus. Ia menegaskan timnya terus bekerja di tengah persoalan tanggapan terhadap mata uang digital itu.

Lalu, setelah David Marcus Kepala Divisi Blockchain Facebook “disidang” di Kongres AS beberapa waktu lalu, kini giliran Sheryl Sandberg COO Facebook yang dipanggil menyoal proyek Libra yang dikomandoi oleh Facebook.

Menurut sumber Bloomberg, pada Oktober nanti Sandberg akan dicecar sejumlah pertanyaan tentang market power Facebook dan rencana perusahaan teknologi itu meluncurkan kripto Libra.

“Sandberg direncanakan hadir paling lama pada Oktober 2019, tetapi Facebook masih bernegosisasi soal jadwal pastinya. Yang pasti akan digelar pada tahun ini juga,” sebut sumber Bloomberg.

Kabar ini hanya satu hari setelah Pendiri Facebook Mark Zuckerberg angkat bicara soal Libra kepada Nikkei.

“Ketika kami melakukan hal-hal yang akan ‘sangat sensitif’ bagi masyarakat, kami perlu waktu dan sejumlah pendekatan yang berbeda untuk meluncurkannya [Libra-Red]. Cara kami berubah perlu melalui banyak perundingan dan berkonsultasi dengan banyak pihak. Kami perlu mendapatkan umpan balik dan mengatasi banyak tantangan sebelum kami meluncurkannya. Dan pendekatan itu berbeda dengan yang kami ambil pada 5 tahun lalu. Saya pikir itu adalah cara yang tepat untuk melakukannya, mengingat ruang lingkup bisnis kami,” kata Zuckerberg kepada Nikkei, (26/09) di Markas Facebook di Silicon Valley.

Berdasarkan catatan Redaksi, teknologi blockchain Libra dan kripto Libra yang dibuat oleh Libra Association kian mendapatkan tantangan dari sejumlah negara, khususnya dari Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Jepang, Tiongkok dan India. Kontroversi itu sudah dimulai setelah diumumkannya Libra pada Juni 2019 lalu, utamanya karena ada perusahaan teknologi raksasa Facebook di balik asosiasi itu. Anggota pendiri lain, seperti Visa dan Mastercard, termasuk PayPal juga ada di asosiasi itu.

Libra direncanakan diluncurkan resmi pada tahun 2020 nanti sebagai stablecoin yang nilainya dipatok dengan sejumlah mata yang fiat. Kripto Libra kelak disematkan sebagai sistem pembayaran di Facebook termasuk WhatsApp dan Instagram. [Vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait