Ada IDRT Palsu, Ini Kata Bos PT Rupiah Token Indonesia

Jeth Soetoyo, bos PT Rupiah Token Indonesia, yang juga CEO bursa aset kripto Pintu (PT Pintu Kemana Saja), menemukan adanya stablecoin Rupiah Token (IDRT) palsu yang diterbitkan oleh pihak lain dan diperdagangkan di salah satu bursa aset kripto di Indonesia.

“Baru-baru ini, beberapa pengguna Pintu melaporkan adanya IDRT selain IDRT yang diterbitkan oleh PT Rupiah Token Indonesia. IDRT, yang kami sebut palsu itu diperdagangkan di bursa aset kripto lain yang bukan mitra resmi kami,” kata Jeth Soetoyo melalui WhatsApp, Kamis (11/3/2021).

Menurut Jeth, sejumlah pengguna mengaku tidak dapat menyetor atau menukar IDRT yang diperoleh dari bursa itu ke dompet IDRT di bursa lain yang merupakan mitra PT Rupiah Token Indonesia, termasuk di aplikasi Pintu sendiri.

“Setelah melalui penyelidikan lebih lanjut, kami menemukan bahwa IDRT yang ada di bursa itu bukanlah IDRT yang diterbitkan oleh PT Rupiah Token Indonesia. Hal ini dapat dipastikan dari perbedaan smart contract address antara dua IDRT itu,” kata Jeth.

Sebagai catatan, IDRT adalah aset kripto berjenis stablecoin, yang nilainya dipatok satu banding 1 terhadap nilai rupiah. Jadi 1 unit IDRT sama dengan 1 rupiah yang dapat ditransfer melalui blockchain.

Jeth menegaskan, unit IDRT yang diterbitkan oleh pihaknya menggunakan 3 jenis blockchain dengan smart contract yang berbeda-beda.

Jeth Soetoyo: Rupiah Token (IDRT) Sejalan dengan Peraturan Bappebti, Kemendag

“Setiap smart contract memiliki address yang berbeda-beda sebagai identitas unik ketiga versi IDRT itu. Dan ketiga IDRT adalah yang benar dan pasti diterbitkan oleh PT Rupiah Token Indonesia dan digunakan di sejumlah bursa mitra kami,” sebut Jeth.

Berikut 3 versi IDRT itu. Setiap address dapat diverifikasi secara langsung oleh pengguna, karena mengarah langsung ke blockchain explorer-nya masing-masing.

Pertama, yang diterbitkan di blockchain Ethereum (ERC-20 token), bersimbol IDRT.
Kedua, diterbitkan di blockchain Binance Chain (BEP-2 token) bersimbol IDRTB.
Dan ketiga, diterbitkan di blockchain Luniverse (ERC-20 token), bersimbol IDRTL.

“Versi kedua dan ketiga, memang bersimbol berbeda, khusus dalam konteks smart contract-nya. Namun ketika diperdagangkan di bursa aset kripto mitra kami, trade pair-nya tetap bersimbol IDRT,” ujar Jeth.

Jeth menambahkan “IDRT asli” memiliki logo sebagai identitas uniknya. Sedangkan IDRT palsu memiliki logo yang sangat jauh berbeda.

Dalam percakapan Redaksi dengan Jeth, ia melampirkan gambar hasil screenshot satu grup Telegram grup yang mengedarkan IDRT lain.

Hasil penelusuran Redaksi, grup tersebut tidak terafiliasi secara langsung dengan bursa aset kripto yang dimaksud oleh Jeth.

IDRT yang tidak diterbitkan resmi oleh PT Rupiah Token Indonesia itu belakangan diketahui memang diterbitkan di blockchain Ethereum, tetapi dengan smart contract address yang berbeda.

Dalam gambar itu pun tampak seorang pengguna menerangkan dan mengarahkan cara menukar IDRT, yakni dengan mengirimkannya ke aplikasi Pintu agar bisa ditarik ke rekening bank menjadi rupiah biasa.

“Padahal IDRT itu bukanlah rupiah token yang kami terbitkan,” tegas Jeth lagi.

Terkini

Warta Korporat

Terkait