Jumat Ini Blockchain Vexanium Testnet Diluncurkan

Kepada Blockchainmedia.id, CEO Vexanium Danny Baskara memastikan pihaknya akan meluncurkan Blockchain Vexanium versi testnet pada Jumat, (19/04). Dalam tahapan ujicoba ini, kata Danny, pengguna dapat merasakan teknologi blockchain yang ia dan tim kembangkan beberapa bulan terakhir.

“Peluncuran testnet ini adalah langkah penting dalam pengembangan ekosistem blockchain di Indonesia. Testnet ini sendiri merupakan awal dari rencana perampungan mainnet blockchain Vexanium yang diperkirakan akan diluncurkan pada kuartal ke-2 tahun 2019. Testnet ini mencakup Wallet (Beta) untuk desktop dan Mac dan pengujian dApp (Decentralized Application),” kata Baskara hari ini, Selasa (16/04) melalui Telegram.

Vexanium memulai debutnya pada tahun 2018 dengan mendirikan badan hukum Vexanium di Singapura. Vexanium aktif mempromosikan proyek yang mereka usung di sejumlah acara di banyak negara. Beberapa waktu lalu Vexanium mendirikan PT Wujudkan Mimpi Indonesia lalu bergabung di Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) bersama sejumlah pelaku industri blockchain di Indonesia lainnya.

“Kami berhasrat agar Indonesia menjadi salah satu negara yang dapat mengadopsi blockchain secara tepat guna. Jadi, tak hanya sebagai penonto, tetapi sebagai pengembang teknologi yang aktif,” jelas Baskara.

Teknologi blockchain yang ditawarkan Vexanium mencakup sejumlah aspek, di antaranya skalabilitas tinggi, biaya transaksi yang murah, konsensus, pembuatan smart contract dan bahasa pemrograman dan dilengkapi dengan fitur anti pencurian dan pembekuan.

Dari segi skalabilitas, Vexanium akan mampu menangani 1.500-2.000 TPD (transaski per detik). Dibandingkan dengan teknologi blockchain lain, hanya mampu menangani 10-100 TPD. Soal biaya transaksi Danny mengklaim tidak menggunakan biaya transaksi seperti platform kebanyakan, alias gratis.

“Mengenai algoritma konsensus, kami lebih memilih DPoS (Delegated Proof of Stake) agar yang skalabilitas dan performa jaringan lebih mumpuni. Kemudian dari segi pembuatan smart contract dan bahasa pemrograman, blockchain Vexanium akan menggunakan bahasa pemrograman C++, sehingga programmer akan lebih mudah dalam membuat smart contract,”

Fitur yang tidak kalah penting, kata Baskara, adalah fitur anti pencurian dan pembekuan. Dengan DPoS pula, teknologi blockchain Vexanium akan mampu untuk memperbarui kode kontrak yang tidak sesuai atau keliru, tanpa melibatkan mekanisme hard fork.

Sebelumnya di Medan, Baskara telah menegaskan berlanjutnya blockchain ini. Katanya, sejak proyek Vexanium diluncurkan pada tahun 2018 lalu, publik menyambutnya hangat. Ini tercermin dari mobile app Vexgift yang telah diunduh lebih dari 30 puluh ribu. Ada juga BlockSaku yang diperuntukkan bagi perdagangan sejumlah aset kripto, reward dan manajemen aset kripto,” kata Danny.

Berdasarkan catatan Blockchainmedia, Vexanium adalah proyek blockchain pertama di Indonesia yang sukses mewujudkan teknologi blockchain ke ranah nyata di tingkatan retail. Selain itu dinamika di komunitasnya sangat tinggi. Setidaknya itu tercermin melalui aplikasi VexGift yang memungkinkan adanya fitur loyalty program. Jikalau tak ada aral melintang, blockchain buatan Vexanium akan tercatat sebagai proyek blockchain pertama di Indonesia yang dibuat dan dikelola sendiri oleh anak bangsa.  [vins]

Terkini

Warta Korporat

Terkait