Platform video streaming Theta yang baru berkembang, melirik pengguna asal Indonesia. Bursa aset kripto Indodax pun mendukung dengan menawarkan aset kripto Theta dan TFuel.
Produk utama Theta adalah Theta.tv, sebuah platform video streaming mirip Youtube. Hanya saja, platform itu menawarkan imbalan berupa aset kripto TFuel kepada pengguna yang menonton video di dalamnya.
Besaran TFuel yang diberikan sangat bergantung pada besaran bandwidth akses Internet Anda dan jumlah peer yang terhubung ketika video itu ditayangkan. Maklumlah, karena platform itu memang menyandarkan dirinya pada teknologi blokchain yang bersifat desentralistik.
Salah satu channel di Theta.tv yang banyak ditonton adalah milik NASA, yang beberapa waktu lalu menayangkan siaran langsung peluncuran roket SpaceX.
“Kami mengembangkan platform itu sejak beberapa tahun terakhir dan menjalin kerjasama dengan pihak lain, seperti Samsung dan Google. Bagi kami, Indonesia adalah pasar yang sangat menarik. Itulah sebabnya kami menggandeng Indodax untuk menawarkan aset kripto Theta dan TFuel agar publik Indonesia dapat berpartisipasi dalam pengembangan platform Theta,” sebut Mitch Liu CEO ThetaLabs dalam keterangan resminya belum lama ini.
Theta meyakini pertumbuhan video streaming, khususnya sektor game streaming video akan terus meningkat. Berdasarkan penelitian S&P Global Market Intelligence (2018), tingkat penetrasi layanan video berbayar alias over the top (OTT) di Indonesia bakal menembus sekitar 36,4 persen. Bahkan dalam 5 tahun bisa menembus 16,4 persen.
Data soal OTT itu cukup menggambarkan minat publik Indonesia terhadap tayangan video, termasuk dari sektor streaming dan video on demand.
“Theta memiliki keunggulan tersendiri, karena tidak banyak proyek berbasis blockchain yang memiliki kemitraan luas. Theta saya tahu bermitra dengan Samsung, CJ Hello hingga Samsung,” kata Oscar Darmawan CEO Indodax. [red]